Mohon tunggu...
Nuril Mufarroha
Nuril Mufarroha Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Balik 22 Oktober

23 Oktober 2019   12:20 Diperbarui: 23 Oktober 2019   12:27 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tanggal 22 Oktober merupakan tanggal yang paling diingat, terutama di kalangan pondok pesantren. Kenapa tidak? Pada hari itu adalah peringatan hari santri dimana ada tradisi dan budaya unik bagi santri dalam menyambut hari tersebut. Baik dengan upacara, karnaval bahkan lomba-lomba yang secara psikis akan membangkitkan kembali semangat mereka sebagai seorang santri yang mempunyai peran besar dalam kemajuan bangsa.

Lalu ada apa dengan 22 Oktober? Kenapa 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional? Setiap peristiwa pasti mempunyai sejarah sendiri. Dan setiap sejarah pasti memiliki filosofi dan makna yang harus diketahui. 

Kita sebagai umat muslim khususnya untuk para santri harus mengetahui latarbelakang dan sejarah  ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Hal tersebut berkaitan erat dengan adanya peristiwa  bersejarah yang membawa bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaan dari penjajah berkat perjuangan para santri dan campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.

Resolusi jihad dicetuskan pertamakali oleh pendiri Nahdhatul 'Ulama yaitu KH. Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945 di Surabaya dengan maksud utuk mencegah dan menghalangi kembalinya tentara kolonial Belanda yang mengatas namakan NICA. 

Beliaulah yang menyerukan jihad dengan mengatakan " membela tanah air dari penjajah hukumnya faardhu 'ain atau wajib bagi semua orang". Seruan itulah yang mengobarkan semangat para santri Surabaya untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta pimpinan Jendral Mallaby. Yang kemudian tewas bersama dengan pasukannya yang kurang lebih sebanyak 2.000 pasukan pertempuran tiga hari berturut-turut , yaitu 27,28,29 Oktober 1945. Hal tersebutlah yang membuat angkatan perang Inggris marah, hingga berujung pada peristiwa 10 November 1945.

Itulah alasan mengapa tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional yang sebelumnya Pak Jokowi berpendapat tanggal 1 Muharrom. Di tengah masyarakat Indonesia yang dihadapkan dengan perebutan kedaulatan dari  penjajah bangsa asing, para kyai dan santri muncul untuk turut berjuang dan merebut kembali kedaulatan Negara Repuplik Indonesia. 

Belum lagi para perwira atau prajurit pembela tanah air yang ternyata banyak berasal ddari kalangan santri. Sehinga sudah sepatutnya  jika perjuangan para santri diperingatkan sebagai salah satu hari besar di Indonesia.

Hari Santri Nasional diperingati haraapaannya bisa menjadi momentum untuk refleksi yang kemudian menjaddikan dasar refleksi itu untuk berbenah diri dan terus meningkatkan kualitas santri demi kemajuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun