Maryam adalah sosok yang patut dijadikan teladan bagi para muslimah. Kenapa tidak? Dia dikenal sebagai wanita yang memiliki keagungan akhlak dan terjaga pandangannya dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Bahkan Allah telah memujinya sebagai wanita dalam peradaban manusia.Â
Allah berfirman dalam QS.Ali Imran:42 yang artinya "Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata:'hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu, mensucikanmu dan melebihkanmu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)."
Wanita terbaik sepanjang masa ini dilahirkan melalui proses yang sangat panjang. Bertahun-tahun Imran dengan Hannah menjalani kehidupan, mereka belum dikaruniai anak meskipun melakukan berbagai cara.Â
Hingga suatu saat Hannah mengandung setelah bernadzar(berjanji) kepada Allah bila permohonannya dikabulkan, akan menghibahkan anaknya untuk mengabdikan diri sebagai penjaga dan pemelihara baitul maqdis.
Tak diduga-duga, menjelang kelahiran anaknya, Imran meninggal dunia. Hannah melahirkan tanpa didampingi oleh suaminya. Dan kekecewaan berat juga menimpanya karena ia melahirkan seorang putri padahal yang ia inginkan adalah seorang putra untuk dihibahkannya kepada baitul maqdis, tapi itulah takdir Allah yang telah ditetapkan kepadanya.
Lalu, Hannah berdoa supaya Allah memelihara anaknya yang ia beri nama Maryam dan anak keturunannya dari kejahatan setan. Dalam hadits disebutkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada seorang bayi pun dari anak adam yang terlahir kecuali ia pasti mendapatkan tusukan dari setan sehingga bayi itu menangis dan menjerit karenanya, kecuali Maryam dan putranya (Nabi Isa AS)". (HR.Bukhari dan Muslim).
Apakah Allah mengabulkan doanya? Iya Allah mengabulkan doa Hannah hingga setan tidak dapat mendekati Maryam dan keturunannya kelak, yaitu Nabi Isa AS. Itulah sebabnya Maryam dilahirkan tidak langsung menangis dan menjerit.
Maryam terlahir sebagai anak yatim, tetapi banyak dari kalangan ahli ibadah di baitul maqdis yang ingin mengasuh dan merawatnya. Mereka saling berebut dan tidak ada yang mengalah. akhirnya diputuskan untuk menggelar sejenis sayembara membuang pensil mereka ke sungai.Â
Barang siapa yang pensilnya tetap mengapung dan tidak tenggelam, dialah yang berhak mengasuh Maryam. Sayembara tersebut dimenangkan oleh Nabi Zakaria.
Maryam menjalani hari-harinya di bawah asuhan Nabi Zakaria. Dia tumbuh menjadi gadis yang taat beribadah dan luhur akhlaknya. Tidak hanya itu, dia juga terjaga pandangannya dari laki-laki yang bukan mahramnya. Bahkan tak ada orang lain masuk ke dalam kamarnya kecuali Nabi Zakaria.
Pada suatu hari, Maryam terkejut ketika dia melihat seorang pria berdiri di hadapannya. Ini adalah kali pertama Maryam berhadapan dengan laki-laki selain Nabi Zakaria.