Malang, 2 Desember 2024Â -- Pandemi COVID-19 telah membawa dampak besar pada dunia kesehatan, termasuk beban yang harus ditanggung oleh tenaga kesehatan, khususnya perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sebagai garda terdepan yang berinteraksi langsung dengan pasien COVID-19, perawat IGD menghadapi risiko tinggi tertular virus dan beban kerja yang semakin berat. Melalui penelitian mendalam, Indri Wahyuningsih, dosen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengungkap pengalaman emosional dan profesional para perawat ini selama pandemi.
Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Lonjakan jumlah pasien selama pandemi menjadi salah satu tantangan besar bagi sistem kesehatan, terutama di ruang IGD. Pasien yang datang dengan kondisi darurat membuat perawat IGD menjadi tenaga kesehatan yang paling sering terlibat dalam perawatan langsung. Hal ini menempatkan mereka dalam posisi yang rentan terhadap risiko kesehatan dan tekanan psikologis. Penelitian yang dilakukan Indri Wahyuningsih bertujuan untuk menggali pengalaman perawat IGD selama pandemi, mencakup tantangan, tekanan, dan strategi mereka dalam menghadapi kondisi yang luar biasa tersebut.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain case study research. Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih empat partisipan perawat IGD yang aktif bertugas selama pandemi. Wawancara semi terstruktur menjadi metode utama dalam pengumpulan data, memungkinkan para partisipan berbagi pengalaman mereka secara mendalam. Dengan pendekatan ini, penelitian berhasil mengidentifikasi tema-tema kunci yang mencerminkan pengalaman para perawat selama pandemi.
Hasil Penelitian: Tiga Tema Utama
Penelitian ini menemukan tiga tema besar yang mengungkap dinamika pengalaman perawat IGD. Pertama, tekanan psikologis menjadi isu yang dominan. Ketakutan akan risiko tertular virus, ditambah kecemasan membawa penyakit ke rumah dan keluarga, menciptakan beban emosional yang berat. Salah satu perawat menggambarkan bagaimana rasa takut yang terus-menerus membuat mereka sulit tidur dan terkadang merasa terisolasi dari kehidupan normal.
Tema kedua yang muncul adalah peningkatan beban kerja yang signifikan. Lonjakan jumlah pasien membuat perawat harus bekerja melampaui batas fisik mereka. Tidak jarang mereka harus memperpanjang jam kerja, bahkan dengan keterbatasan alat pelindung diri (APD) yang kadang sulit didapatkan. Tekanan ini tidak hanya melelahkan secara fisik, tetapi juga menambah beban mental yang dirasakan para perawat.
Meski demikian, tema ketiga yang ditemukan adalah strategi bertahan yang dilakukan oleh para perawat. Solidaritas antar-rekan kerja menjadi salah satu sumber kekuatan terbesar. Mereka saling mendukung, berbagi cerita, dan memberikan semangat satu sama lain di tengah tekanan yang luar biasa. Selain itu, dukungan keluarga dan keyakinan spiritual menjadi pilar penting yang membantu para perawat menjaga keseimbangan emosional mereka.
Implikasi dan Relevansi Penelitian
Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang kondisi kerja dan pengalaman perawat IGD selama pandemi COVID-19. Temuan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk memperhatikan kesejahteraan tenaga kesehatan, baik dari segi fisik maupun psikologis. Indri Wahyuningsih menekankan bahwa dukungan nyata, seperti penyediaan APD yang memadai, konseling psikologis, dan kebijakan yang lebih manusiawi, sangat diperlukan untuk membantu para perawat menghadapi situasi krisis.
"Para perawat IGD adalah tulang punggung dalam penanganan darurat selama pandemi. Mereka bekerja tanpa henti, dengan risiko tinggi, untuk menyelamatkan nyawa. Dukungan yang mereka butuhkan tidak hanya berupa apresiasi, tetapi juga langkah nyata untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka," ujar Indri Wahyuningsih.
Kesimpulan
Penelitian ini tidak hanya mengungkap pengalaman mendalam para perawat IGD, tetapi juga menjadi pengingat akan pengorbanan besar yang mereka lakukan selama pandemi. Melalui penelitian ini, diharapkan perhatian lebih besar dapat diberikan kepada tenaga kesehatan, termasuk perbaikan dalam sistem kerja dan dukungan untuk kesehatan mental mereka.
Sebagai salah satu karya akademik yang relevan dengan isu global, penelitian Indri Wahyuningsih menjadi bukti nyata bahwa suara para perawat perlu didengar. Pengalaman mereka adalah cermin perjuangan kolektif dalam menghadapi pandemi, sekaligus pelajaran berharga untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI