Charles William Morris adalah seorang filsuf dan tokoh besar semiotika Amerika. Beliau lahir pada tanggal 23 Mei 1901 di Denver, Colorado. Charles William Morris memiliki teori semiotika yang berpengaruh terhadap perkembangan sejarah semiotik pada tahun 1930-an dan 1940-an. "Ilmu Tentang Tanda" menurut Morris (1946) didefinisikan sebagai suatu proses tanda, yakni sesuatu menjadi tanda bagi sebagian organisme. Melihat semioka sebagai cara untuk menjembatani tampilan filosofis, morris mendasarkan teorinya pada behaviorisme sosial.
Charles William Morris mengatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem tanda yang dibedakan atas sinyal dan symbol. Akan tetapi semiotic tidak hanya membahas tentang isyarat bahasa saja, tetapi juga tentang isyarat non bahasa dalam komunikasi manusia. Sebuah tanda memerlukan interpretasi. Misalnya jika saya melihat sebuah cabai berwarna merah, maka itulah tanda bahwa cabai itu sudah matang.
Terdapat tiga perspektif semiotika menurut Charles William Morris
Semiotika dengan Semantik
Semiotika semantik menggambarkan makna suatu tanda menurut 'makna' yang disampaikan. Perwujudan makna dari semiotika semantic disampaikan penutur melalui ungkapan keberadaannya. Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil jika makna atau arti yang ingin disampaikan oleh penutur melalui kalimat dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya. Singkatnya ungkapan penutur sama dengar persepsi pendengarnya.
Contoh:Â
Ambulans melaju cepat di jalan sambil membunyikan sirene dengan lampu merah yang berputar-putar, menandakan ada orang celaka atau sakit yang sedang dilarikan ke rumah sakit. Penafsiran tanda ini berbeda jika sirene tersebut berasal dari mobil polisi yang melaju di depan rombongan pembesar, karena sirine tersebut menandakan ada pembesar yang lewat. Begitu pula dengan sirene yang diiringi lampu merah yang berputar, mempunyai penafsiran berbeda jika berasal dari mobil pemadam kebakaran.
Semiotika dengan Sintaksis
Semiotika dan sintaksis merupakan tinjauan tentang pengubahan bahasa sebagai perpaduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda tanpa memperhatikan 'makna'. Semiotika sintaksis mengabaikan pengaruh konsekuensi bagi orang yang menafsirkan. Â Perwujudan bahasa akan dapat dijelaskan secara komposisional dan menjadi bagian-bagian, serta hubungan antara bagian dalamnya.
Contoh:
Teks dan gambar dalam wacana iklan  merupakan dua sistem tanda yang berbeda, namun keduanya saling bersinergi membentuk keutuhan wacana iklan. Â
Semiotika dengan Pragmatik
Semiotika dan Pragmatik menggambarkan asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan dampak tanda bagi yang menafsirkannya, dalam batas-batas perilaku subjek. Semiotika semantik merupakan survei terhadap sistem tanda yang dapat sesuai dengan makna yang disampaikan. Hasil atau perwujudan bahasa merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh penutur dan disampaikan melalui ungkapan keberadaannya. Bentuknya akan ditafsirkan kembali sebagai hasil persepsi oleh pendengarnya . Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil apabila makna atau 'makna' yang ingin disampaikan oleh penutur melalui tuturannya dapat dipahami dan diterima secara akurat oleh pendengar , apabila ungkapan yang ingin disampaikan oleh penutur adalah tepat. sama dengan persepsi pendengarnya .
Contoh:
Sebuah ambulans meluncur di jalan sambil membunyikan sirenenya dengan lampu merah yang berputar-putar, menandakan ada orang celaka yang dilarikan ke rumah sakit, membuat pengguna jalan yang mendengarnya menepi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H