Tatkala kulihat cahaya mentari yang meredup di ujung Maghrib berganti rembulan yang di hiasi pancaran bintang yang penuh dengan keindahan yang memancarkan harapan kepada sang pujangga disinilah kulihat sosok manusia dari bangsa proletar yang menggantungkan harapan kepada sang tuhan dengan kerja keras dan tekad yang tak pernah pudar dialah tiyo anak petani yang menghidupi mimpi dengan seutas tali yang mengikat pada tumpukan padi.
 Namun semangat dan tekadnya tak pernah pudar meskipun mendapatkan cacian dan hinaan dari kasta Borjuis, ksatria dan pemerintah yang selalu menindas masyarakat lemah.
 Tiyo selalu bekerja di paginya dan belajar di tengah malamnya untuk mengubah nasibnya menjadi cikal-bakal penguasa yang penuh keadilan, setiap harinya tiyo  belajar disaat yang lain pada tidur tiyo sendiri yang bangun dan belajar di setiap malamnya meskipun terbalut oleh rasa ngantuk dan capek.
 Namun usaha tak pernah mengkhianati hasil dia mencapai kesuksesan nya pada umur 30 dan mengubah nasibnya menjadi penguasa dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan belajar 15 tahun lamanya dan mengubah keadaan berkasta dengan keadaan berilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H