Pada saat ini tidak bisa dipungkiri mengenai penggunaan dunia elektronik oleh masyarakat. Dengan sistem operasional yang cukup mudah, ditambah dengan peralatan berupa gadget yang canggih serta harga yang relatif terjangkau, juga jaringan dan kuota internet yang tersebar di berbagai daerah. Menjadikan internet seolah masuk pada kebutuhan primer seseorang setelah sandang, pangan, dan papan. Hal tersebut juga menjadikan semua orang dari berbagai kalangan menjadikan internet sebagai kebutuhan hidup, tidak pandang usia baik anak kecil sampai orang tua tidak ketinggalan dalam penggunaan internet ini.
Bulan maret tahun 2020, saat pertama kali pemerintah mengumumkan tentang adanya wabah covid-19 yang mana kemudian menyebabkan seluruh aktivitas dan pertemuan masyarakat dibatasi. Mulai dari pekerjaan hingga aktivitas pendidikan, yang mana pemerintah menerapkan sistem work from home dan school from home dimana sistem tersebut menjadikan masyarakat harus berdampingan dengan internet dalam setiap aktivitasnya. Ditambah lagi adanya kebijakan untuk tidak keluar rumah, menjadikan masyarakat dalam penggunaan internet semakin meningkat dan benar-benar masuk dalam kebutuhan primer. Bahkan terkadang ada yang rela tidak makan demi dapat membeli gadget dan kuota internet.
Tentu dari banyaknya penggunaan internet, menambah jumlah netizen atau masyarakat dunia maya yang mana dari bertambahnya jumlah tersebut juga menimbulkan dampak positif dan negatif. Jika ditinjau dari dampak positif, masyarakat mau tidak mau akan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Yang mana akan membuat masyarakat akan mudah mendapatkan informasi dari berbagai penjuru dunia, serta masyarakat akan terbantu dengan berbagai fitur aplikasi yang ada di dunia digital seperti layanan taksi online, ojek online, restoran online, hingga belanja online. Semua bisa didapat hanya dengan mengusap gadget dengan jari. Dari data hasil survei pribadi di lapangan, mayoritas masyarakat terkhusus generasi muda merasa bahwa adanya perkembangan dunia digital sangat berpengaruh bagi mereka. Rata-rata mereka menghabiskan waktu sekitar 6-15 jam perhari.
Kemudian beranjak pada dampak negatif yang disebabkan oleh melonjaknya pengguna internet adalah timbul berbagai permasalahan yang dianggap sebagai hal yang sepele, namun sebenarnya sangat krusial dan perlu adanya perhatian dan penanganan khusus. Seperti beberapa contoh berikut :
- Meningkatkan jumlah angka kriminalitas, hal ini disebabkan pertama oleh faktor ekonomi. Dimana seseorang berkeinginan mempunyai gadget tapi tidak memiliki uang yang cukup, alhasil kemudian berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan keinginannya tersebut. Mulai dari mencuri, merampok, dan lain-sebagainya.
- Menyebabkan timbulnya rasa malas, hal ini dikarenakan seseorang kecanduan berselancar di dunia maya. Hingga pada akhirnya lupa akan pekerjaan atau sekolah nya, karena benar-benar sudah dibikin nyaman oleh gadget dan segala fitur-fitur yang ada didalamnya.
- Menurunnya sikap keperdulian terhadap lingkungan sekitar, ketika seseorang berselancar di dunia digital. Mereka akan menemukan berbagai aplikasi pertemanan, yang menghubungkan orang dari berbagai penjuru dunia. Yang sebenarnya merupakan suatu hal yang menguntungkan karena dampaknya akan membuat seseorang mampu berkomunikasi dengan baik, akan tetapi dampak yang lebih dominan adalah ketika seseorang sudah terlena dengan hal semacam itu. Maka secara langsung akan menghilangkan keperdulian terhadap lingkungan sekitarnya, bahkan kepada keluarga.
Selain itu, dari penggunaan internet yang semakin hari semakin meningkat dan ditambah mudahnya akses untuk anak-anak, tanpa harus didampingi dengan orang tua. Yang kemudian hal ini menimbulkan permasalahan baru, yakni tindak kejahatan yang berbasis online, atau yang biasa disebut cyber crime. Sekilas, cyber crime merupakan tindakan kejahatan yang meliputi banyak hal yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dengan berbagai motif tujuan. Ada yang dilatar belakangi dendam, atau bahkan mencapai kepentingan dan keuntungan pribadi. Yang jelas tindakan tersebut merugikan bagi orang lain. Adapun beberapa kasus cyber crime yang marak terjadi pada akhir-akhir ini yang didapatkan berdasarkan survei pribadi di lapangan :
- Penipuan, banyak varian penipuan yang dilakukan oleh segelintir oknum melalui internet. Seperti order fiktif pada ojek atau taksi online, pemerasan yang mengatasnamakan jasa koperasi simpan pinjam, penipuan yang dilakukan toko online kepada costumernya. Dan masih banyak lagi.
- Peretasan akun, kasus ini menjadi kasus yang bisa dikatakan sangat meresahkan. Dimana akun sosial media seseorang yang diretas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang kemudian digunakan untuk hal-hal yang diluar kendali pemilik akun dan berpotensi mengarah kepada pencemaran nama baik, yang mana pasti akan merugikan pemilik akun, seperti untuk meneror, modus penipuan, bahkan digunakan untuk hal-hal yang mengarah pada yang berbau seksual.
- Penyebaran kabar bohong atau HOAX, kasus ini hampir sama dengan kasus peretasan akun. Yang membedakan hoax ini diproduksi oleh oknum untuk menjatuhkan salah satu pihak dengan berita yang tidak pasti dan belum tentu kebenarannya. Ada juga produksi hoax untuk membuat kegaduhan di tengah masyarakat. Penyebaran hoax ini yang perlu diputus mata rantainya, karena selama ini berita hoax seringkali tersebar melalui aplikasi pesan singkat, dimana pesan tersebut seringkali di broadcast ke grup-grup dan tidak perlu waktu yang lama untuk tersebar.
- Prostitusi dan pelecehan seksual berbasis online, kasus ini yang sebenarnya menjadi kasus paling pelik yang ada di dunia digital, dimana perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat, tidak jarang para pelaku perdagangan manusia ini menjalankan aksinya dengan memanfaatkan media sosial. Pada saat sekarang ini kasus perdagangan manusia yang kerap kali terjadi adalah eksploitasi anak dibawah umur dan remaja perempuan untuk dijadikan pekerja seks komersial, sudah menjadi rahasia umum bahwa kasus semacam ini masih banyak terjadi di lingkungan sekitar. Bahkan ada yang menyebutkan sudah menjadi pekerjaan tetap dan turun menurun. Dengan adanya teknologi seperti sekarang para pelaku lebih mudah dalam menggaet konsumen nya. Hanya dengan mencantumkan foto dan nomer telepon beserta nominal harga, dengan senidirnya pelanggan akan menghampiri. Kemudian pelecehan seksual pun tidak luput menjadi sorotan karena memang banyak sekali terjadi di dunia internet, seperti mengirim pesan dengan nada yang menyinggung seks, dan lain sebagainya.
Dari berbagai uraian diatas, perkembangan teknologi internet sebenarnya bertujuan membantu masyarakat dalam mengexplore potensi dirinya untuk mengetahui hal-hal baru. Dengan adanya perkembangan semacam ini, tentu masyarakat mampu mendapatkan informasi dari berbagai penjuru dunia dengan cepat. Yang membuat dunia benar-benar ada dalam genggaman tangan. Akan tetapi masih banyaknya masyarakat yang terkesan kurang bijak dalam menyikapi perkembangan ini, maka kemudian dimanfaatkan oleh segelintir oknum untuk melakukan berbagai kejahatan yang berbasis online atau cyber crime.
Dari sini peran kita, peran orang tua dalam mengawasi anak-anak nya, juga peran pemerintah selaku pemangku kebijakan, dan seluruh masyarakat yang menggunakan internet. Diharapkan mampu untuk bersinergi dalam mewujudkan internet yang benar-benar sehat dan positiv, sehingga kasus-kasus kejahatan seperti contoh diatas bisa untuk teratasi.
Ingat, dunia maya tidak sedang baik-baik saja. Dimulai dari diri kita sendiri dalam menjaga jari-jemari kita, karena secara tidak langsung baik disadari atau tidak, segala bentuk cuitan serta tindakan kita di dunia maya mencerminkan kepribadian kita di dunia nyata, walau tidak seutuhnya. Jadilah masyarakat yang pintar dan cerdas serta bijak dalam memanfaatkan internet. Jangan mau kalah sama gadget, masa gadget smart, kita penggunanya ga smart? Ya malu lah hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H