Mohon tunggu...
Nuril Amri
Nuril Amri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

An ordinary man who lives in ordinary world.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

'Pathetic' Era

21 Februari 2016   20:22 Diperbarui: 21 Februari 2016   21:49 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miris. Melihat efek perkembangan jaman yang semakin 'kekinian'. Esensi dari sebuah moment yang semakin terkikis. Berapa banyak orang yang masih benar-benar merasakan 'quality time' di masa kini?

Sepertinya kita butuh sedikit meditasi untuk meluruskan niat. Sebelum kita mengaku benar-benar siap untuk sebuah perubahan.

Di mana makna sebuah kenyamanan tersembunyi? Menikmati sesuatu dengan perasaan sendiri sebelum 'dibagi'.

Di jaman yang serba 'kekinian' seperti sekarang ini, segala sesuatunya 'dibagikan' terlebih dulu sebelum dinikmati. Itu sebuah kenyataan.

Sesuatu yang dibayar mahal namun tujuan utamanya bukan untuk mengambil manfaat melainkan sebuah ajang pertunjukan. Tapi bukan seni.

Miris. Jika melihat seseorang yang menyambut sebuah era baru dengan memaksakan diri. Terlalu memaksakan.

Miris. Untuk sebuah perasaan ingin dilihat dan diakui oleh orang-orang yang sebenarnya tidak terlalu peduli. Gak ada maknanya, gak ada poinnya, apalagi seninya.

Sungguh miris. Untuk seraut wajah yang terlihat bahagia namun hatinya gelisah. Adakah yang seperti itu? Atau malah lebih parah dari itu.

Hanya sebuah coretan dari perasaan miris karena kehilangan makna dari kata-kata 'memanusiakan manusia'.

 

Sumber: pando.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun