Trnsportasi adalah salah satu kebutuhan utama manusia, apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Salah satu sarana transportasi di Indonesia adalah angkutan kota. Angkutan kota berfungsi sebagai sarana transportasi manusia dari satu tempat ke tempat lain yang sudah disediakan oleh pemerintah. Sarana ini sangat berguna untuk sarana transportasi alternatif di dalam sebuah kota, terutama bagi masyarakat yang tidak punya kendaraan pribadi. Keberadaan sarana angkutan kota diharapkan dapat membantu kebutuhan manusia memenuhi kebutuhan dan pergerakan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dan memberikan dampak positif yaitu produktivitas.
Pengguna angkutan kota diharapkan mendapat aksesibilitas yang baik. Tingkat tinggi rendahnya akses dari suatu tempat asal tujuan bisa dilihat dari dua faktor, yaitu faktor biaya perjalanan dan waktu tempuh. Jika kedua faktor tersebut dibandingkan dengan kendaraan pribadi dan memiliki nilai yang lebih kecil, maka tingkat aksesibilitas angkutan kota menjadi semakin tinggi. Diharapkan, pengguna kendaraan pribadi akan berkurang dan memilih angkutan kota sebagai alat transportasi sehari-hari. Dilihat dari aspek pertumbuhan penduduk, kenaikan jumlah transportasi umum harus berbanding lurus dengan jumlah masyarakat kota yang seiring bertambahnya tahun menjadi semakin meningkat. Hal itu dikarenakan, potensi arus perpindahan atau pergerakan ke kota juga semakin tinggi. Masyarakat desa banyak melakukan mobilitas ke kota untuk mendapatkan fasilitas yang lebih memadai dan adapula yang ingin memperbaiki ekonomi keluarganya.
Di Lumajang, masyarakatnya masih memiliki minat yang rendah terhadap penyedia jasa angkutan kota dan lebih memilih kendaraan pribadi sebagai alat mobilitas untuk melakukan aktivitas. Hal ini disebabkan karena fasilitas yang ada pada angkutan kota, tidak dapat menyediakan pelayanan maksimal terhadap penggunanya sehingga minat masyarakat terhadap angkutan kota sangatlah minim. Angkutan kota di Kota Lumajang mengalami penumpukan jalur sehingga mempengaruhi kinerja operasional angkutan umum yaitu waktu tunggu terminal, kecepatan kendaraan, dan waktu yang dihabiskan di perjalanan yang nantinya akan mempengaruhi kenyamanan masyarakat pengguna angkutan umum. Bahkan jumlah kendaraan yang beroprasi juga menurun dikarenakan penurunan jumlah penumpang. Ditambah lagi trayek angkutan kota dipersempit hingga menjadi satu trayek karena alasan yang sama. Hal itu berpengaruh kepada minat penumpang terhadap angkutan umum
Angkutan kota di Kota Lumajang memiki jalur di dua kecamatan berbeda, yaitu Kecamatan Lumajang dan Kecamatan Sukodono. Rute yang dilewati oleh angkutan kota adalah ruas jalan di kedua kecamatan yang potensi penumpangnya lebih besar daripada rute lain, misalnya adalah wilayah yang dijadikan sebagai pusat perdagangan, wilayah perkantoran, dan wilayah pendidikan. Hal itu membuat akses masyarakat yang berniat menaiki angkutan kota menjadi agak sulit karena mereka harus menaiki becak atau berjalan kaki untuk dapat sampai ke ruas jalan yang dilewati angkutan kota. Selain itu, masih terdapat guna lahan pendidikan, sarana olahraga, perkantoran dan lain-lain yang tidak masuk rute angkutan kota padahal tempat-tempat tersebut berpotensi besar untung mendatangkan penumpang. Perlu adanya rekomendasi rute pelayanan yang belum terjangkau angkutan kota yang nantinya dapat melayani potensi calon penumpang.
Angkutan yang beroperasi di Kota Lumajang kebanyakan merupakan lyn dengan rute pelayanan di jalan besar Kecamatan Lumajang dan Sukodono. Jalur kendaraan tersebut telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang namun dalam kondisi existing, tidak ada sub terminal sebagai pemberhentian sementara menuju pemberhentian akhir yaitu terminal minak koncar. Pelajar dan pegawai dengan penghasilan mendominasi angka penumpang angkutan kota tersebut, yang mana hal itu menyebabkan penghasilan lyn pada hari kerja dan sekolah lebih besar daripada hari libur dan tanggal merah.
Telah diketahui saat ini banyak sekali pelajar yang pulang pergi sekolah menggunakan kendaraan bermotor roda dua yang malah menimbulkan beberapa masalah. Masalah-masalah tersebut antara lain, terjadi kemacetan, terjadi kepadatan kendaraan akibat banyaknya pelajar yang memakai roda dua, pelajar seringkali menjadi sasaran empuk pelaku kejahatan, dan lain-lain. Padahal rata-rata presentase kecelakaan yang terjadi pada pelajar setiap tahun bisa dibilang cukup tinggi yaitu 32%. jumlah tersebut tidak bisa dianggap remeh dan harus segera menjadi perhatian pemerintah setempat dan juga rakyat. Karena masih seorang pelajar, otomatis mereka yang menggunakan sepeda roda dua melakukan berbagai pelanggaran dan kebanyakan pelanggaran itu berakibat pada kecelakaan. Beberapa pelanggaran yang dilakukan pelajar bersepeda motor roda dua di antaranya adalah tidak memiliki SIM, karena jelas mereka masih di bawah umur jadi masih tidak cukup umur untuk mendapat SIM miliknya sendiri. Etika dalam berkendara yang masih rendah juga menjadi salah satu faktor dikarenakan perkembangan otak yang belum matang, dan sering kali berakhir menjadi laka lantas. Kecelakaan juga terjadi karena mereka juga kurang memahami rambu-rambu lalu lintas yang telah disiapkan di sekitar jalan. Alasan terakhir adalah karena pelajar cenderung merubah fisik kendaraan untuk gaya-gayaan atau style. Biasanya pelajar enggan atau malas memakai angkutan umum dikarenakan daerahnya bukan termasuk daerah yang jalannya dilewati oleh angkutan umum yang menyebabkan pelajar memilih kendaraan roda dua untuk mobilitas pulang pergi antara rumah dan sekolah.
Pergerakan paling besar adalah menuju Kecamatan Lumajang, lebih tepatnya ke wilayah Kelurahan Tompokersan. Hal itu disebabkan karena fungsi struktur tata ruang wilayah Kecamatan Lumajang adalah pusat kawasan perkotaan Lumajang dengan fungsi sebagai jasa, perdagangan, fasilitas umum, sarana olahraga, pusat pemerintahan, dengan pemusatan wilayah perkantoran dan pemerintahan sehingga fasilitas yang dimiliki lebih lengkap daripada daerah lain yang menyebabkan mobilitas menuju wilayah ini lebih tinggi daripada wilayah lain.
Agar minat masyarakat terhadap angkutan kota menjadi lebih tinggi, diperlukan adanya perbaikan fasilitas dari pemilik kendaraan lyn yang beroprasi. Tidak hanya dari fasilitas fisik kendaraan saja yang harus diperbaiki namun juga fasilitas pelayanan yang tujuannya adalah agar masyarakat menjadi lebih nyaman menaiki lyn dan meningkatkan minat masyarakat terhadap angkutan umum. Hal itu juga membuat kinerja dan pelayanan yang diberikan menjadi lebih maksimal. Tidak hanya fasilitas yang perlu diperbaiki, namun juga kualitas pelayanan dari pemilik lyn juga harus ditingkatkan agar penumpang juga nyaman ketika mendapat pelayanan yang baik dari penyedia jasa. Dan seperti permasalahan yang telah disebutkan alur atau track angkutan umum juga seharusnya bisa ditambah ke wilayah-wilayah kecil agar masyarakat menjadi lebih tertarik dan juga lebih mudah mengakses angkutan umum untuk pergerakan aktivitas dan presentase penggunaan kendaraan pribadi menjadi lebih minim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H