Mohon tunggu...
Nurikha Amalia
Nurikha Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

saya suka bercerita dan berbicara banyak hal tentang sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Pengetahuan: Dari Teori ke Praktik Menurut Teori Jerome Brunner

11 November 2024   00:30 Diperbarui: 11 November 2024   00:32 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang telah dialami, baik itu dijalani, dirasakan, maupun ditanggung (KBBI, 2005). Selain itu, pengalaman juga dapat dipahami sebagai memori episodik, yang merupakan kemampuan untuk menerima dan menyimpan peristiwa yang dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, berfungsi sebagai referensi dalam penulisan autobiografi (Alwisol, 2012). Lebih jauh, pengalaman merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Setiap individu menganggap pengalaman sebagai sesuatu yang sangat berharga, dan pengalaman tersebut dapat dibagikan kepada orang lain untuk dijadikan pedoman serta sumber pembelajaran (Daru Purnomo, 2014). Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil dari proses mengetahui, yang muncul setelah individu melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan berfungsi sebagai pedoman dalam membentuk tindakan individu (Notoadmojo, 2007).

Sikap dapat dipahami sebagai respons terhadap suatu stimulus atau objek. Ekspresi sikap tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus ditafsirkan melalui perilaku yang tidak terlihat. Sikap secara jelas mencerminkan adanya kesesuaian respons terhadap stimulus tertentu, yang dalam konteks kehidupan sehari-hari sering kali berupa reaksi emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan pembelajaran sangatlah berkaitan, seseorang dikatakan mendapatkan suatu pengetahuan melalui sebuah pengalaman dan pemahaman. Hal ini dapat dikaitkan dengan Teori Jerome Brunner mengenai belajar. Bruner berpendapat bahwa pembelajaran melalui penemuan merupakan proses pencarian pengetahuan yang dilakukan secara aktif oleh individu, yang pada gilirannya menghasilkan hasil yang optimal. Dengan berupaya secara mandiri untuk menemukan solusi atas masalah serta pengetahuan yang terkait, individu dapat memperoleh pengetahuan yang memiliki makna yang mendalam. Dalam teori ini Bruner mengemukakan bahwa siswa sebaiknya terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif dengan memahami konsep dan prinsip-prinsip, sehingga mereka didorong untuk mendapatkan pengalaman serta melakukan eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip tersebut secara mandiri.

Lalu bagaimana implementasi Teori Jerome Brunner dalam pembelajaran agar dapat berjalan dengan efektif?

Seperti yang kita ketahui bahwasannya teori Jerome Brunner menekankan pentingnya pengalaman aktif dalam proses belajar, yang artinya bahwa seorang siswa harus dibiasakan untuk belajar secara aktif, berfikir kritis, dan belajar melalui suatu tindakan secara langsung. Seperti halnya pengalaman saya pada 8 tahun yang lalu ketika saya menduduki di bangku kelas 5 SD. Saya mendapatkan berbagai pengalaman sekaligus pengetahuan yang menjadi long memory dalam ingatan saya. Pada saat itu pembelajaran di kelas terlihat sangat menyenangkan saya yang notebenya tidak suka dengan matematika perlahan menjadi tertarik ikarenakan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan seperti contoh pada saat itu dengan menggunakan balok untuk memahami konsep bilangan dan operasi hitung. Lalu jika mata Pelajaran IPS kita dibawakan sebuah kertas ular tangga yang sangat besar ukurannya yang mana isi dari kertas tersebut berbagai negara-negara di dunia, kami bermain dengan belajar memahami peta dunia. Dari situlah merupakan pengalaman saya sekaligus saya mendapatkan pengetahuan hal ini menjadikan saya dan teman-teman aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menemukan sendiri pengetahuan.

Dalam praktiknya, peran guru adalah sebagai fasilitator dan pembimbing. Mereka sebaiknya tidak menyampaikan prinsip atau aturan secara eksplisit, tetapi memberikan arahan dan umpan balik yang memungkinkan siswa untuk menemukan konsep-konsep penting secara mandiri. Penilaian dalam pembelajaran penemuan lebih menekankan pada pemahaman prinsip-prinsip dasar serta kemampuan untuk menerapkannya dalam konteks baru, bukan hanya sekadar mengukur penguasaan fakta-fakta yang terpisah. Teori belajar penemuan yang dikemukakan oleh Bruner menawarkan sudut pandang yang inovatif dalam memahami dinamika pembelajaran. Pendekatan ini menekankan peran krusial dari pembelajaran yang bersifat aktif, pemahaman terhadap struktur pengetahuan, serta pengembangan kemampuan berpikir kritis. Meskipun metode ini memerlukan waktu dan persiapan yang lebih intensif, keuntungan jangka panjang yang diperoleh dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan kemandirian belajar siswa sangat signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun