Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun sikap sebagai suatu pengalaman ataupun berbagai materi yang telah dipelajari. Dalam arti lain belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan kepribadian seseorang dimana tujuan dari perubahan ini untuk meningkatkan kualitas perilaku seseorang. Dalam artikel ini akan membahas tentang cara pembentukan kebiasaan belajar anak untuk meningkatkan kualitas diri. Sebuah kebiasaan tentunnya harus dimulai dari kemauan diri seseorang, jika kita fokuskan membentuk kebiasaan seorang anak tentunya beda dengan pembentukan kebiasaan orang yang sudah dewasa. Dalam pembentukan kebiasaan anak perlu motivasi dan dorongan dari orang tua, dikarenakan anak belum  bisa mengendalikan dirinya secara penuh. Peran orang tua dalam membentuk kebiasaan sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Pembentukan kebiasaan belajar pada anak dapat dilakukan dengan memberikan dorongan dan motivasi. Dorongan dan motivasi diperlukan untuk melakukan tindakan tersebut, dalam artikel ini membahas bagaimana cara agar anak terbiasa belajar secara efektif dan menetap. Tentunya dalam membentuk kebiasaan harus dilakukan perlahan dalam kasus anak enggan untuk belajar cara membentuk kebiasaan agar ia mau belajar dapat kita kasih motivasi seperti contoh, jika ia belajar ia akan mendapat reward. Nahh disini reward sebagai suatu pancingan agar anak mau belajar. Semisal seorang ibu memerintah anaknya untuk belajar, maka sang anak akan terpacu semangatnya karena di otak anak tersebut jika ia belajar maka ia akan mendapatkan reward. Jadi adannya negosiasi dengan anak itu sangat diperlukan dalam hal ini.
Pembentukan kebiasaan ini dapat kita kaitkan dengan Teori pengkondisian klasik menurut Ivan Pavlov. Teori yang dikemukakan Ivan Pavlov ini menjelaskan bagaimana suatu organisme atau individu dapat belajar untuk menghubungkan suatu stimulus dengan respons tertentu. Stimulus sendiri merupakan rangsangan atau perangsang yang dapat memicu perubahan fisik atau perilaku seseorang. Stimulus dapat berasal dari luar maupun dalam, dan dapat dideteksi oleh panca indera. Sedangkan respon merupakan reaksi atau terhadap suatu peristiwa, gejala, atau rangsangan yang diterima oleh panca indra. Dalam hal ini, stimulus dan reaksi saling berkaitan. Ivan Pavlov melakukan eksperimen teori ini dengan menggunakan anjing.Â
Teori pengkondisian klasik ini jika dikaitkan dengan pembentukan kebiasaan belajar anak seperti contoh, terdapat seorang ibu memerintahkan sang anak untuk belajar. Ibu melakukan negosiasi dengan anak jika sang anak belajar maka mendapatkan reward. Hal tersebut mempengaruhi pola pikir anak, anak selalu terpacu semangatnya untuk belajar karena jika ia belajar akan mendapatkan reward. Jika dilakukan secara berkali-kali selama 3 bulan maka akan menjadi kebiasaan yang tetap. Semisal sebelum ibu memerintah anak mendengar suara langkah kaki ibu, suara langkah kaki tersebut menjadi stimulus pada anak karena akan memicu perubahan anak. Maka, ortomatis anak berfikir jika ada suara langkah kaki ibu maka ia harus belajar. Jadi disini respon anak ia segera belajar karena terdengar suara langkah kaki ibu.Kesimpulannya ialah Membentuk kebiasaan belajar dapat dikaitkan dengan teori pengkondisian klasik kondisi ini harus dilakukan berulang-ulang selama 3 bulan untuk membentuk kebiasaan menetap pada sang anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI