Mohon tunggu...
Nurikha Amalia
Nurikha Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

saya suka bercerita dan berbicara banyak hal tentang sosial

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Fenomena Minat Alih Profesi Sebagai Youtuber di Era Postmodernisme

22 Juni 2024   12:50 Diperbarui: 22 Juni 2024   13:22 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Sumber dari: creative.youtube

            Banyak perubahan masyarakat yang sering disebabkan oleh kemajuan teknologi, khususnya media baru. Salah satunya adalah persepsi tentang profesi pekerjaan yang memberi orang kebebasan. Generasi milenial sangat menyukai pekerjaan YouTuber, yang dikenal sebagai pekerjaan yang santai dan menguntungkan, karena mereka menawarkan peluang karir yang kreatif. YouTuber dianggap sebagai karyawan yang sangat kreatif oleh banyak orang. Berikut adalah hasil penelitian ini. Karir pekerja YouTube tidak dilakukan oleh YouTuber sendiri atau komunitas mereka; proses berlanjut selama seseorang bertindak sebagai pengguna YouTube. Kepemilikan sepenuhnya konten YouTube memungkinkan YouTube untuk mengontrol upah atau keuntungan YouTuber.

sesuai dengan standarnya. Alih profesi pekerja YouTube yang kurang dihargai disebabkan oleh alienasi, misteri, dan reifikasi. YouTuber menggunakan istilah keterasingan untuk menggambarkan proses pembuatan konten mereka yang berlangsung tanpa batas. Mereka tidak memiliki waktu untuk diri mereka sendiri dan hanya berfokus pada membuat konten yang dapat dibagikan kepada orang lain, terutama mereka yang baru dan bersahaja. YouTuber yang tidak menikmatinya sepenuhnya usaha dan kreatifitas yang dilakukan. Dalam undang-undang hak cipta, hak moral mengatur penggunaan ciptaan dalam kehidupan sehari-hari serta di internet, terutama YouTube, dan karya yang diubah dan terdistorsi oleh pihak ketiga.

Berdasarkan teori, dapat disimpulkan bahwa dalam era post-modern seperti saat ini, kita secara salah menganggap bahwa kemajuan internet dan teknologi komunikasi telah menyebabkan banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. termasuk bagaimana minat dan perspektif kaum milenial dalam memaknai YouTuber sebagai pekerjaan. Dengan mempertimbangkan hasil wawancara, setidaknya kita dapat membuat kesimpulan bahwa YouTuber mungkin merupakan salah satu pekerjaan yang sangat menguntungkan. Selain itu, informan mengatakan bahwa YouTuber hanyalah pekerjaan sampingan daripada pekerjaan utama. Ketiga informan setuju bahwa menjadi YouTuber harus memiliki banyak subscriber dan view untuk menjadi pekerjaan utama yang menghasilkan uang. Subscribers menunjukkan bahwa banyak orang tertarik untuk berlangganan dan mengikuti kanal YouTube kami, yang menghasilkan penonton yang setia dan relatif stabil. Sementara jumlah view menunjukkan jumlah orang atau audiens yang menonton video, jumlah view yang lebih besar akan menghasilkan lebih banyak uang karena semakin banyak orang yang melihat video kita secara tidak langsung menonton iklan yang dimasukkan ke dalamnya. Selain itu, akan menjadi lebih besar jika Anda mampu menjadi YouTuber yang terkenal dan terkenal.

            Sebagian besar orang percaya bahwa menjadi YouTuber merupakan pekerjaan yang  mudah dan memungkinkan para youtuber untuk membuat konten tanpa batasan waktu. Hal ini, bagaimanapun, sangat bertentangan dengan apa yang dirasakan para youtuber. Di satu sisi, mereka merasa bebas karena tidak memiliki jam kerja, tetapi di sisi lain, mereka memiliki jam kerja yang tidak terbatas karena terkait dengan pembuatan konten secara mandiri atau self-production. Setiap youtuber memutuskan apakah ini adalah pekerjaan utama atau sampingan. Namun, meskipun mereka bekerja sambilan atau bermain, YouTuber tidak memiliki waktu kerja. Saya bahkan berhasil mengedit materi selama beberapa hari. Persyaratan kelayakan minimum YPP menyatakan bahwa YouTuber tidak harus memiliki jam kerja tetap. Selain itu, jika suatu channel tidak aktif selama enam bulan, YouTube berhak untuk menghapus uang darinya. Ini juga berlaku jika jumlah penonton dan pengikut berkurang. Menurut Ulya (2019), para YouTuber menghadapi tekanan untuk membuat konten yang menarik tanpa kehilangan pengunjung dan pengikut. Akibatnya, pengguna YouTube membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan konten yang menarik dan tidak memiliki jadwal yang jelas.

            Perkembangan teknologi, khususnya media baru, menyebabkan banyak perubahan sosial yang sering terjadi. Salah satunya adalah persepsi tentang profesi pekerjaan yang memungkinkan seseorang bekerja dengan bebas. Kaum milenial sangat menyukai pekerjaan YouTuber, yang dikenal sebagai pekerjaan yang santai dan menguntungkan. Banyak orang menganggap YouTuber sebagai karyawan yang sangat kreatif. Studi ini menghasilkan hasil sebagai berikut. Proses karir pekerja YouTube tidak dilakukan oleh YouTuber sendiri atau komunitas mereka; proses berlanjut selama seseorang bertindak sebagai pengguna YouTube. Profesi ini terdiri dari kepemilikan konten sepenuhnya oleh YouTube, yang memungkinkan YouTube untuk mengontrol upah atau monetisasi YouTuber sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh YouTube. Alienasi, mistifikasi, dan reifikasi menyebabkan alih profesi pekerja YouTube pemula dan underrated. Keterasingan YouTuber ditandai dengan proses pembuatan konten tanpa batas waktu di mana YouTuber tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri dan selalu berkonsentrasi pada konten yang akan dipublikasikan kepada publik umum, khususnya pemula dan bersahaja. YouTuber yang tidak dapat menikmatinya secara keseluruhan. upaya dan inovasi yang dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun