Begitu perkuliahan selesai sesuai jadwal dalam kalender akademik, maka tibalah bagi para mahasiswa untuk menghadapi Ujian Akhir Semeste ( UAS ).Di mana hasil perkuliahan selama 1 semester akan diketahui dengan ditambahnya nilai UASdengan komponen nilai yang lain.Jika masa itu sudah tiba tentunya adalah perasaan gembira yang dirasakan oleh para mahasiswa.
Dalam 1 semester, Perlu dicermati bahwa ada satu waktu yang menarik dalam perkuliahan, yaitu masa transisi dari kegiatan perkuliahan ke masa ujian akhir smester yang dikenal dengan istilah Minggu Tenang.Minggu tenang di sini adalah waktu di mana kampus memberikan hari libur kepada mahasiswa selama waktu yang ditentukan, missal 1 minggu, untuk beristirahat dan mempersiapkan diri guna menghadapi ujian akhir semester.Kebijakan kampus yang satu ini memang terasa sangat berarti bagi mahasiswa, karena dengan adanya minggu tenang, mahasiswa dapat beristirahat sejenak, merefresh otak dan mempersiapkan diri menghadapi UAS.
Namun dalam kenyataanya, praktek pelaksanaan minggu tenang tidaklah sebaik dan seberarti bagi mahasiswa.Bukan soal lama waktu yang diberikan untuk libur minggu tenang, namun lebih pada factor-faktor yang membuat adanya minggu tenang tersebut menjadi tidak tenang, tidak berfungsi sebagaimana yang diharpakan.Ada tidak adanya minggu tenang dirasakan sama saja bagi mahasiswa, karena masih saja ada hal-hal yang harus diselesaikan oleh mahasiswa, yaitu perihal tambahan kuliah, tugas-tugas yang harus diselesaikan yang diberikan di akhir masa perkuliahan, bahkan mungkin Ujian Tengah Semester ( UTS ) ada yang terpaksa harus dilaksanakan di akhir-akhir perkuliahan ataupun di minggu tenang ini karena sesuatu hal yang menyebabkan UTS tidak bisa dilaksanakan tepat waktu.Ini bukan kejadian yang terjadi pada mahasiswa tertentu saja, bukan hanya hanya di kampus tertentu saja juga, namun kebanyakan memang kejadian seperti ini rata-rata di alami oleh mahasiswa di manapun merreka berkuliah.Jika sudah seperti ini tentulah bukan mahasiswa yang dipersalahkan, namun jika seandainya harus ada pihak yang dipersilahkan tentunya kita bisa menilai sendiri.Siapa yang menyebabkan harus diadakannya kuliah tambahan? Siapa yang membuat tugas-tugas akhir itu ada? UTS yang terbengkelai? Tentu itu bukan pekerjaan mahasiswa.
Mahasiswa memang selalu identik dengan tugas-tugas yang menumpuk, apalagi dengan jumlah mata kulliah yang banyak, pasti tugas yang ada pun juga menjadi banyak karena sangat dimungkinkan setiap mata kuliah memberikan tugas kepada mahasiswa di akhir perkuliahan.Hal tersebut membuat mahasiswa semakin sibuk dan harus bersusah paayah untuk menyelesaikannya, hingga minggu tenang pun tidak dapat mereka nikmati.Jangankan untuk mempersiapkan diri menghadapi UAS, untuk beristirahat sejenak pun mereka tidak akan sempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H