Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka membaca dan senang berkhayal

Guru di sebuah sekolah swata di kota Malang, sedang belajar menulis untuk mengeluarkan isi kepala, uneg-uneg juga khayalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Bukan) Perempuan Baik

3 Januari 2025   20:58 Diperbarui: 3 Januari 2025   20:58 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Udara dingin, gerimis yang tak kunjung reda membuat asma dalam tubuhku hampir menggila. Kutekan dadaku di sela-sela batuk yang sesekali muncul. Aku duduk memeluk lutut mengusir dingin dengan berselimut sarung yang kupinjam dari Slamet. Temanku itu sedang membuat bulatan-bulatan asap dari rokok tingwe buatannya sendiri. Usianya sudah hampir kepala lima tetapi masih juga belum menikah. Ia terlalu pemilih, seleranya perempuan seperti Nikita Willy meskipun usahanya hanya pertamini di pinggir jalan.

Sudah tiga hari dua malam aku di sini, menumpang tidur sambil menunggu baju kering. Sudah tahu 'kan ceritanya, aku diusir oleh Sri. Istriku itu tega mengeluarkanku dari rumah hanya membawa baju di badan karena ketahuan selingkuh. Hidup sungguh tidak adil, Slamet bisa hidup tanpa seorang istri, sedangkan aku belum merasa cukup dengan satu perempuan. Kupikir bisa jadi inilah penyebab Slamet tetap melarat. Bukankah suksesnya lelaki itu dimulai dari doa istrinya? Semakin banyak istri semakin banyak pula doanya

.

"Minta maaflah kau kepada si Sri, perempuan sebaik itu kau sia-siakan. Macam mana selingkuhanmu itu? Perempuan baik tidak akan merebut pria beristri." Slamet mengomel untuk yang kesekian kalinya. Ucapannya sungguh tak berdasar. Lolitalita tidak pernah merebutku dari Sri. Aku hanya kasihan kepada adik perempuan Slamet itu dan mencoba mengentasnya dari tempat nista.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun