Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka membaca dan senang berkhayal

Guru di sebuah sekolah swata di kota Malang, sedang belajar menulis untuk mengeluarkan isi kepala, uneg-uneg juga khayalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Luna , Pencinta Sunyi

1 Januari 2025   17:14 Diperbarui: 1 Januari 2025   17:14 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gadis yang duduk di bangku paling depan, yang paling dekat dengan meja guru adalah Luna. Dalam mitologi Romawi, Luna adalah Dewi Bulan yang dilukiskan mengendarai kereta perang melintasi pekatnya malam. Namun Luna yang ini adalah penyuka sepi. Ia tak punya teman. Ia tak suka mengobrol apalagi menghibah. Tak ada yang dilakukannya  di kelas  selain menunduk. Ia nemang sepemalu itu.

Kata Guru BK, Luna termasuk ABK  katagori slow learner  yaitu  siswa dengan kemampuan kognitif di bawah rata-rata.  Ia mengalami kesulitan berkomunikasi,  kesulitan memecahkan masalah dan kesulitan mencapai ketentuan minimal di kelas reguler. Maka teman-teman  guru dari masing-masing  matpel  menyiapkan materi khusus untuk Luna. Saya yang mengajar Pendidikan Pancasila biasanya menyiapkan rangkuman materi untuk dicatatnya ulang.  Bila tak sempat saya memintanya untuk menulis beberapa pasal dari UUD NRI Tahun 1945. Luna tidak pernah protes,  ia menerima saja apapun tugas sebagaimana saya juga harus siap menerima hasil karyanya yang selalu underestimated.

Bagaimana dengan orang tuanya? Saya pernah bertemu dengan bapaknya yang ternyata pejabat di pemerintahan. Beliau menyekolahkan Luna di sekolah kami yang swasta kecil karena jaraknya dekat dengan rumahnya. Bila Luna tantrum atau sedang tidak bisa diajak kompromi, beliau bisa secepatnya datang membantu. Kecewakah beliau dengan Luna yang anak satu-satunya?  "Saya pernah kehilangan harapan dan rencana, tetapi  saya ingat kecintaan Allah  jauh kebih besar dari kekecewaan saya dan rencana-Nya yang telah disiapkannya untuk hidup kami lebih baik dari impian saya,"jawab beliau. Ternyata Luna menjawab harapan orangtuanya dengan menyelesaikan hafalan Al-Qur'an di kelas 9. Prestasinya sungguh membanggakan sekalgus mebuktikan bahwa Allah adalah Dzat yang tidak pernah mengecewakan hamba-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun