Mohon tunggu...
Humaniora

Siklus Teman “Zaman Now”

8 Mei 2018   01:09 Diperbarui: 8 Mei 2018   01:54 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

nah kali ini saya akan membahas mengenaii hubungan pertemanan (khususnya perempuan) sesuai dengan usia dan tingkatannya. Kita mulai memiliki teman adalah semenjak kita bisa berinteraksi dengan orang lain selain orang tua. 

Pertama, ketika usia kita 3-7 tahun. Nah di usia ini kita berteman hanya sekedar teman sepermainan, main rame-rame tanpa pilih pilih yang penting happy bareng bareng.

Kedua, ketika usia kita 7-12 tahun. Nah di usia ini kita lagi labil labilnya. Dikit-dikit musahan gara-gara sesuatu yang spele. Temennya nggk boleh temenan sama musuhnya (kan aneh yah, kalo di inget inget. Aahahaha namanya juga bocah)

Ketiga, ketika usia kita 13-17. Nah di usia ini kita mulai memilih teman untuk diajak curhat mengenai rahasia-rahasian. Dan di usia ini (sesuai pengalaman saya) solidaritasnya lumayan tinggi yah untuk yang namanya pertemana, siap membantu jika mampu tanpa ada pamrih (mungkin sih, tapii di usia ini saya nggk pernah ada sakit hati sama teman gegara membeberkan hal buruk yang ada pada diri saya). Rasanya saya benar-benar ngerasa punya "sahabat" yah di usia ini.

Keempat, ketika usia 18-selesai kuliah. Nah ini di usia ini yang saya rasakan sekarang. Intinya teman di usia ini "MUKANYA DUA". Terkadang saya merasa sangat menganggapnya dia adalah teman baik saya, tapi nyatanya dia umbar kejelekan saya. Di usia ini susah buat dapetin teman yang sesungguhnya. Bisa paginya bicara baik-baik, bisa jadi malemnya ngomongin kejelekan kita. Ah kan jadi curhat.

Intinya tuh jangan terlalu percaya sama yang namanya teman, karena kita tidak pernah tau apa isi hatinya. Di depan kita ajja ngomong baik2 dan senyum, bisa jadi hatinya dia lagi cemberut penuh benci. Waspadalah waspadalah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun