Mohon tunggu...
anggrek dari timur
anggrek dari timur Mohon Tunggu... -

saya adalah saya Dan insyaallah saya termasuk orang baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pena yang Hilang

18 Juni 2012   03:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:51 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ranting-ranting di jemari
Pena ku
berguguran oleh angin
berselimut kabut,tumpukan buku
seolah menatapku haru.

Tak ada harapan untuk
mengulang senja
apa lagi beriringan dengannya
esok lusa
perahuku tetap terdiam di
tepian dermaga.

Seteragis inikah
alur guratn di atas
kertas yang belum
sempurna ku ukir.
TUHAN...
tak mampukah kau lunakan
takdir mu
atau sekedar merubah patokan
waktu
TUHAN...
ini yang ke dua kalinya
bintang kejora tak memihakku.
TUHAN...
semoga di masa mendatang
serpihan ranting pena
bisa ku sulam.
seperti bingkai karya si pencinta
warna unggu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun