Panggung Gembira Napak Tilas, Â diawali Tari Remo (Dokpri)
Dalam rangka memperingati hari Pahlawan, Organisasi Wanita Pusura yang beralamat di Jalan Yos Sudarso Surabaya menyelenggarakan beberapa kegiatan. Di antaranya Lomba Karya Tulis Ilmiah yang telah diselenggarakan pada tanggal 1 November 2014. Lomba tersebut diikuti oleh beberapa SD, SMP, SMA baik Negeri mapun Swasta. Dalam hal ini SMPN 5 Surabaya (aku sebagai pembimbingnya) mengirimkan lima peserta yang berlaga dengan adu argumentasi dalam paparan karya tulisnya yang bertemakan tentang Perjuangan Arek-Arek Suroboyo. Penilaian dilakukan oleh tim juri tiga orang yang terdiri atas Ketua Organisasi Wanita Pusura, seorang Wartawati, dan seorang Pendidik yang berkompeten di bidangnya.  Hasil penilaian tim juri akan diumumkan pada kegiatan berikutnya.
Odong-Odong Pengankut Peserta Napak Tilas (Dokpri)
Tadi pagi, Minggu(9/11) Organisasi Wanita Pusura kembali menggelar acara Napak Tilas Perjuangan Arek-Arek Suroboyo. Semua peserta yang mengikuti acara ini, diangkut dengan menggunakan 20 unit Odong-Odong yang siap membawa keliling ke tempat-tempat bersejarah dalam perjuangan Arek-Arek Suroboyo. Di antaranya menapak tilas tempat tinggal Pejuang Cak Dul Arnowo, di Jalan Pelampitan Surabaya.
Tempat tinggal Cak Dul Arnowo (Dokpri)
Doel Arnowo (nama asli: Abdoel Adhiem) (lahir di Surabaya, 30 Oktober 1904 – meninggal di Surabaya, 18 Januari 1985 pada umur 80 tahun) adalah seorang Wali Kota Surabaya yang menjabat antara tahun 1950 sampai 1952. Pada masa jabatannya dibangun monumen Tugu Pahlawan, yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1952. Pada 1963-1966 ia menjadi presiden (rektor) Universitas Brawijaya. Ia meninggal di RSUD dr. Soetomo, Surabaya pada 18 Januari 1985. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Doel_Arnowo )
Tempat Tinggal Cak Dul Arnowo (Dokpri)
Napak tilas berikutnya di Jalan Pandean IV. Tempat di mana Bung Karno dilahirkan. Ada sebuah fakta menarik yang baru diungkap tentang tempat kelahiran Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno. Mendiang pemimpin revolusi tersebut ternyata tidak lahir di Blitar seperti yang diajarkan selama ini di sekolah-sekolah, namun lahir di Kota Pahlawan, Surabaya. Rumah tersebut terletak di Jalan Lawang Seketeng yang saat ini menjadi Jalan Pandean IV/40. Bangunan tersebut berukuran 6×14 meter yang terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang tengah, 2 kamar dan 1 dapur. Ada juga bagian atas bangunan yang biasa digunakan untuk menjemur pakaian. ( http://sidomi.com/3347/ternyata-tempat-lahir-soekarno-bukan-di-kota-blitar/ )
Tempat Lahir Bung Karno (Dokpri)
Setelah napak tilas usai, seluruh peserta diajak berkumpul di area panggung gembira, yang digelar di depan gang Sukarno, Jalan Pandean IV. Acara diawali dengan tari Remo, tarian khas Surabaya, Jawa Timur, pengumuman pemenang lomba Karya Tulis Ilmiah, dan pembagian door prize.
Penerimaan Piala dan Sertifikat (Dokpri)
Saat pemenang lomba Karya Tulis Ilmiah dibacakan, betapa bahagianya aku. Ternyata Juara I dan II diraih oleh murid-murid binaanku. Di antara kami juga mendapatkan door prize. Setelah semua rangkaian acara usai, semua peserta kembali naik Odong-Odong menuju Kesekretariatan Pusura, Jalan Yos Sudarso, Surabaya.
Gresik, 9 November 2014
#jabathatipenuhkasih
Salam Kompasianer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H