Mohon tunggu...
Nurhikmah
Nurhikmah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa, saat ini sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka di Universitas Negeri Pendidikan Indonesia. Selain sebagai mahasiswa saya juga seorang yang menyukai ketenangan, buku, film, musik dan kesetiaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Kampung Adat Cireundeu Bersama Kelompok Reak PMM 4 UPI

5 Maret 2024   04:58 Diperbarui: 5 Maret 2024   05:01 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Adat Cireundeu

Minggu tanggal 03 Maret 2024, mahasiswa PMM 4 Inbound UPI (Kelompok 13) melakukan salah satu kegiatan Modul Nusantara yaitu Kebhinekaan dengan mengunjungi salah satu kampung adat yang ada di Jawa Barat. Saya bersama kelompok reak mengunjungi kampung ada yang bermana kampung adat Cireundeu yang berada di Cimahi Jawa Barat. Dari kampus UPI kami berangkat ke kampung adat dengan memakan waktu selama kurang lebih 45 menit dengan menggunakan angkutan umum. Alasan mengapa kami mengunjungi kampung adat tersebut adalah karna dalam kampung adat tersebut memiliki banyak hal unik tentang kebudayaan yang bisa kami pelajari. Nah disini saya akan menceritakan beberapa keunikan dari kampung adat cireundeu ini.

Pertama keunikan yang kami pelajari adalah cara menggunakan salah satu alat music tradisional yaitu angklung buncis. Perbedaan dari angklung modern dengan angklung buncis terletak pada nadanya yaitu angkung modern bernada diatonic sedangkan angklung buncis bernada pentatonis. Disana kami dipandu oleh mang Rey tentang bagaimana sih cara memainkan angklung tersebut. Sedikit saya ketahui bahwa cara kita memainkan angklung buncis adalah tangan kiri memegang tiang tengah dan tangan kanan memegang alas bawah sebelah kanan. Sebelum kita memainkan angklung buncis kita harus memperhatikan angka ataupun huruf yang ada pada angklung agar nadanya sesuai dan seirama.

Belajar alat musik angklung buncis
Belajar alat musik angklung buncis

Keunikan selanjutnya yang kami pelajari adalah cara membuat makanan pokok (nasi) singkong. Seperti informasi yang saya dapatkan bahwa masyarakat dikampung cireundeu memiliki salah satu kebiasaan yaitu mereka mengkonsumsi singkok sebagai makanan pokok bukan beras dimulai pada tahun 1918. Kemudian kami diajarkan bagaimana cara membuat nasi singkong tersebut secara tradisional yaitu dimulai dengan pengupasan singkong terlebih dahulu lalu dicuci hingga bersih setelah diparut kemudian hasil parutan di cuci kembali dengan air bersih dan diperas lalu ditumbuk dan terakhir dikeringkan lalu diayak. Dikampung adat cireundeu bukan hanya nasi daringkong yang diproduksi tetapi banyak makanan maupun cemilan yang diproduksi dari bahan utama singkong. Air buangan dari singkong ini juga banyak kegunaan setelah di diamkan yaitu lapisan ketiga biasanya dibuat aci, lapisan kedua dibuat kerupuk dan lapisan pertama yang buang. Nah aku lupa nich ngejelasin kenapa mereka lebih memilih mengonsumsi nasi singkong dari pada nasi beras alasannya karna mereka percaya bahwa diluar dari singkong lebih rendah kadar gulanya dan juga mereka percaya ketika memakan nasi beras maka mereka akan muntah, itusih kata nenek moyang mereka.

Belajar proses pembuatan nasi singkong
Belajar proses pembuatan nasi singkong

Terakhir dikampung Cireundeu kami melakukan sharing season dengan kang yayat mengenai kebudayaan dan adat istiadat dari kampung tersebut. Hal yang unik saya tangkap dari informasi kang yayat bahwa mereka melarang masyarakat kampung tersebut untuk menikah dengan orang luar negeri karna mereka takut orang luar negeri tersebut akan membuka negara baru disana. Terus mereka juga masih mempercayai dewa padi dan seserahan yang diberikan kepada leluhur mereka, bahkan setiap rumah disana menyediakan tempat khusus yang dimanakan gua dalam rumah untuk menyimpan seserahan tersebut dan hanya istrilah yang bisa masuk kedalam gua pantang bagi suami untuk menyentuh seserahan tersebut. Disana juga ketika masyarakat pendatang ingin tracking ke hutan, ada larangan bagi mereka yaitu tidak memakai pakaian berwarna merah, tidak boleh memakai alas kami dan juga bagi wanita yang sedang menstruasi dilarang untuk melakukan tracking.

Kegiatan terakhir yang kami lakukan dikampung adat cireundeu adalah makan bersama dengan mencoba nasi singkong dan juga berbagi lauk yang disediakan oleh mereka. Menurut aku sih nasi singkongnya enak dan juga lebih sehat untuk dikomsumsi karna rendah kadar gulanya apalagi untuk orang yang memiliki penyakit diabetes sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi itu. Selanjutnya kami melakukan foto bersama lalu pulang ke tempat masing-masing karna sudah kelelahan tapi seru banget hehe

Reporter: Nurhikmah

Editor: Salsa Solli Nafsika, M. Pd

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun