Sabtu tanggal 24 Februari 2024, mahasiswa PMM 4 Inbound UPI (Kelompok Reak) melakukan salah satu kegiatan Modul Nusantara yaitu refleksi dengan menonton film documenter yang dimana merupakan salah satu karya seni dari mahasiswa program studi Film dan Televisi fakultas Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia yang bermana Belva Atsil. Nah sedikit informasi mengenai sang sutradara hebat yaitu kak Belva, beliau merupakan mahasiswa UPI Fakultas FPSD Angkatan 2021 yang dimana pada saat penggarapan film dokumnter ini beliau berapa di semester 3. Film documenter ini sudah memperoleh beberapa penghargaan salah satunya menjadi best film dokumnter pada ajang Festival Film Indonesia tahun 2023.
Nah bagi kalian nih yang penasaran tentang film documenter ini, aku akan memberikan sedikit gambaran mengenai film ini. Film documenter ini berjudul Bebebjangan, yang dimana bebenjangan ini merupakan salah satu tradisi yang ada di Ujung Barang kota Bandung Timur. Didalamnya terdapat ritual kesenian yang dilakukan sebagai rasa syukur atas suatu hal. Bebenjangan dilakukan ketika melakukan Khitanan atau perayaan lainnya.
Seperti dalam film bebenjangan ini, sang sutradara menceritakan atau mengungkapan bagaimana sih tradisi bebenjangan di wilayah Ujung Barang tersebut. Dalam tradisi bebenjangan terdapat sesajen yang mengandung makna simbolis yang dimana sesajen ini merupakan beberapa makanan yang diletakkang disuatu wadah seperti pisang, kopi dan kelapa. Dalam film diperlihatkan bahwa tradisi bebenjangan dilakukan oleh beberapa pria yang propertinya menggunakan kuda lumping dan juga topeng bebenjangan. Diawal tradisi ini pemain akan melakukan sebuah ritual pemasukan roh (kata aku sih kayak orang kesurupan gitu) setelah itu pemain akan memainkan kudi lumping. Lalu sampailah di puncak tradisi dimana pemain akan mencari mangsa untuk di lumuri oleh lumpur. Katanya sih makna dari pelumuran lumpur ini adalah agar masyarakat Ujung Barang tidak menjadi orang penakut.
Pada saat pemain melumuri masyarakat disana dengan lumpur, mereka tidak pandang bulu mau itu perempuan ataupun lelaki. Sampai- sampai ada kejadian suami dari perempuan itu marah dan akhirnya terjadi perkelahian. Nah inilah pesan yang bisa diambil dari film documenter ini, bahwa suatu kebudayaan yang awalnya harus dilestarikan dan dijaga tetapi pada akhirnya tercoreng karna oknum yang bertanggung jawab. Seperti pada film ini diceritakan bahwa pemain bebenjangan sekarang ini ada yang meminum minuman keras sebelum kegiatan bebenjangan dimulai sehingga mereka akan tidak sadar dengan apa yang mereka lalukan yaitu kontak langsung dengan perempuan (kata aku sih udah masuk kekerasan seksual pada wanita ya) yang dengan kata lain kontak yang tidak seharusnya dilakukan kepada perempuan, sampai-sampai ada yang menerobos masuk kedalam rumah warga. Sebagai penutup dari tradisi bebenjangan ini pemain akan di tutup dengan kain kafan yang diamana gunanya itu untuk mengeluarkan roh yang ada dalam tubuh pemain bebenjangan tersebut.
Film documenter Bebenjangan ini sangat cocok ditonton untuk memberikan kita edukasi mengenai salah satu kebudayaan yang di Indonesia dan apa saja sih kejanggalan yang terdapat dalam ritual kebudayaan tersebut. Terlepas dari Sutradara film documenter ini sangat Muda, tetapi mampu menunjukkan bahwa diusia muda tidak menghalangi kita untuk berkarnya terutama dengan pencapaian dari film sangat luar biasa yang sudah mendapatkan beberapa nominasi festival-festifal film terbaik.
Bandung, 24 Februari 2024
Reporter: Nurhikmah
Narasumber: Belva Atsa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI