Mohon tunggu...
Nur Hijriyah Arasy
Nur Hijriyah Arasy Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

akhir zaman, saatnya menyelamatkan diri

30 Januari 2025   17:10 Diperbarui: 30 Januari 2025   16:08 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehidupan di akhir zaman ini adalah sebuah ujian, semakin hari kita semakin diwajarkan oleh hal hal yang bertentang dengan agama, aurat dipertontonkan, penyuka sesama jenis sudah tidak menjadi sebuah aib, pacaran terang-terangan, perzinahan, pembunuhan, riba bahkan LGBT sudah sangat sering kita dapati. Memang berat mempertahankan keimanan disaat yang lain seolah olah berlomba lomba melakukan dosa dan maksiat. Lingkungan tidak lagi menjadi benteng seseorang bahkan sebaliknya lingkunganlah yang membawanya jauh terseret kedalam jurang kemaksiatan. Yang tersisa hanyalah keimanan yang ada dalam dirimu bertarung melawan kerasnya godaan duniawi. Nyatanya seseorang yang menyadari semua ini adalah dia yang masih memiliki keimanan dalam hatinya, ketakutan yang kamu rasakan adalah bukti bahwa hati itu masih ingin terus terikat dalam sebuah ketaatan.

Jangan pernah menjadikan kemaksiatan yang kamu dapati sekarang sebagai tolak ukur dalam mencari nikmat dunia yang fana. yang berpacarnya bahagia dengan pacarnya, yang meninggalkan shalat sukses dengan karirnya, yang membuka aurat diperebutkan sana sini atau bahkan keinginan dari diri sendiri seperti memakai hijab sesuai trend, mendengarkan musik, baju fit body, nonton konser, memakai celana, bulu mata palsu, nail art dan masih banyak lagi semua itu tidak terlepas dari pengawasan sang khalik. Sejatinya disinilah keimanan yang tidak seberapa itu dipertaruhkan. Ketika diri kita sudah mulai membanding bandingkan dosa-dosa itu maka setan akan dengan mudah mendatangkan hasutan yang dibalut dengan nikmat. Begitulah dunia dibangun atas dasar kesenangan yang menipu dan ujian yang tiada henti, untuk melihat siapa yang mampu melawan nafsunya dan berpegang teguh pada keimanannya. Allah Azza wa Jalla mengingatkan semua manusia tentang hal ini di dalam banyak tempat di dalam al-Qur'n, antara lain firman Allah:

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. [al-Hadd/57:20]

Betapa banyaknya godaan dan gambaran kenikmatan yang kita lihat jika menjadikan dunia sebagai tempat mencari kesenangan, semua itu menipu dan bersifat sementara. Allah memperlihatkan itu semua untuk menguji hambaNya. Kenapa ujiannya sebesar ini? kenapa seindah ini kenikmatan yang diperlihatkan jika hanya dijadikan ujian semata? karena itu semua tidak sebanding dengan nikmat apa yang akan kita dapatkan jika berhasil memegang keimanan hingga akhir.

Memang sulit rasanya berjuang sendiri dikeadaan ini ibaratnya bertahan ditengah badai, tidak ada yang mudah. Tidak semua kesuksesan itu didapatkan dengan tangan kosong banyak perjuangan yang mereka lalui bahkan air mata mungkin menjadi saksi, tapi itulah hidup bagaimana kita berjuang melawan hawa nafsu untuk mendapatkan kenikmatan abadi. Teruslah menata diri kearah yang lebih baik, sempatkan membaca Al Quran walaupun hanya 1 halaman perhari, usahakan shalat tepat waktu, menonton podcast, mendengarkan kajian dan memilih teman yang baik. Bangun kebiasaan itu sedini mungkin selagi masih ada waktu. Paksakan ibadah sekecil apapun niat itu, jangan jadikan kondisi atau suasana hati kita sebagai penghalang untuk beribadah lawan semuanya termasuk rasa malas yang mendominasi. Ibadah kita di dunia ini tidak ada yang sia sia semua bisa jadi pemberat amal kebaikan di akhirat.

oleh karenanya teruslah semangat di barisan ketaatan ini seberat apapun masalahmu jadikan itu acuan untuk terus melewati ujian walaupun dengan keimanan yang sudah di ujung jari. Tidak ada yang bisa menjaga itu semua kecuali diri kita sendiri. Janji Allah akan tertunaikan jika kita bisa bertahan hingga akhir. Semoga surga yang tak terbayangkan keindahannya itu menjadi persinggahan terakhir kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun