Suatu proses penalaran yang salah atu yang disebut dengan logical fallacy. Proses kesalahan dan ketidakadilan ini juga membuat penalaran manusia menjadi salah. Suatu pendapat akan salah dengan dua cara, pertama, jika premis argumen tersebut cacat, maka yang mengikutinya juga cacat, walaupun argument argument tersebut didasarkan pada premis yang meyakinkan. Kedua, suatu pendapat tidak valid jika penyelesaiannya terbukti jelas dan benar walaupun premis argument tidak sepenuhnya menggambarkan hasil yang dicari. Argumen merupakan suatu Upaya untuk memahami sesuatu yang dimana terkadang tidak memenuhi batas rasionalitas. Hal ini disebabkan mereka yang ingin mendukung argumentasinya, seseorang bisa berdebat tentang segala hal apapun yang mereka katakana, termasuk halnya dengan logika dan alasan yang digunakan (Kurniawan, 2021).
Untuk menghindari logical fallacy dalam kehidupan sehari-hari sangatlah susah, perlu perhatian yang cermat dan yang sangat detail untuk mendeteksi setiap kata ataupun kalimat yang diungkapkan. Logical fallacy yang kita jumpai sehari-hari sangat efektif dalam menghasut, mengiringi tekanan publik, mengendalikan, membunuh usaha-usaha untuk mencoreng reputasi seseorang, atau menghindari jebakan hukum, akan lebih baik jika kita bersama-sama membahas substansi masalah yang ad ajika ingin menemukan Solusi kebenaran, dan bukan hanya mementingkan pendapatnya ingin diterima oleh orang lain. Memang kita dapat memenangkan suatu diskusi dengan cara memanfaatkan kesalahan logika dengan bersilat lidah, tetapi hal itu yang menyebabkan kita jauh dari sensi penyelesaian masalah, ketika masyarakatnhya sudah terbiasa dalam berdiskusi secara efektif dan juga tidak melakukan kesalahan logika dalam berpendapat atau juga berdebat hal itu dapat menyebabkan suatu bangsa akan maju (Pandey,2023).
Namun ada beberapa cara dapat mengubah seseorang yang logical fallacy menjadi seseorang yang berpikir kritis. Cara yang pertama yakni dengan mengubah gagasan yang sering digunakan para pengguna karya palsu, seperti argumentasi yang mana tidak sesuai dengan konteks yang ada, untuk menyimpan jawaban dan juga menganalisisnya terlebih dahulu harus belajar dengan cermat, selanjutnya dengan membiasakan diri untuk mengetahui informasi apa saja yang disebarkan, palsu atau benarnya informasi tersebut sebelum dipublikasikan ke media. Cara selanjutnya, Dimana hal ini dapat untuk melatih diri kita menjadi seorang yang pemikir kritis ialah mencoba memahami sudut pandang orang lain, dimana ketika kita mengevaluasi informasi yng diberikn kepada kita, ataupun di sisi lain cerita, sehingga kita dapat menemukan lebih banyak informasi dan juga ide kreatif. Selanjutnya memprediksi bagaimana Tindakan dan reaksi yang di hasilkan dari car akita memiliki mempertimbangkan sudut pandang ke depan akan membantu dalam menghadapi berbagai macam situasi. Mengenali diri sendiri, bagaimana kita mendengarkan berita, menafsirkannya dengan cara memahami prosesmental, dan menyikapi serta menjadikannya suatu pendapatyang dapat dipertanggungjawabkan. Terakhir, memiliki pembimbing ketika proses berpikir kritits (Indasah, 2023).
Logical fallacy atau kesalahan dalam proses berpikir dapat menimbulkan kesalahpahaman dan dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari. Kekeliruan logika muncul dari premis yang salah atau argumen yang tidak masuk akal dan digunakan dalam perdebatan untuk memanipulasi opini publik. Untuk menghindari kesalahan logika, perlu dicermati dengan cermat untuk mendeteksi kesalahan logika dan cara yang sangat penting dalam pembahasan. Pendekatan ini mencakup pemahaman sudut pandang orang lain, analisis informasi yang mendalam, dan kepemimpinan dalam berpikir kritis. Dengan mengembangkan pemikiran kritis, masyarakat akan lebih terbuka dalam berdebat dan negara akan maju.
Referensi
Indasah, S. N. (2023). The Logical Fallacies: Kesalahan Berlogika Yang Dianggap Berpikir Kritis. Anak Hebat Indonesia.
Kurniawan, M. Z. (2021). Kesalahan Berpikir (Logical Fallacy). PELANGI 2021: Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), 41.
Pandey, F. (2023). Pengertian Dan Jenis-Jenis Sesat Logika (Logical Fallacy) Yang Sering Terjadi Saat Berargumen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H