Hieker mengakatakan terlalu banyak perubahan yang terjadi di dunia yang di akibatkan era disrupsi atay revolusi 4.o sebagai megatrend (Hieker, 2021). Heiker juga menyampaikan bahwasanya selain terjadi pada alat teknologi megatrend juga dapat mengganggu perilaku manusia dan menggambarkan perubahan perilaku manusia yang terus berkelanjutan. Perubahan sekarang ini yang bersifat tiba-tiba, tidak terduga, sulit serta membingungkan, memerlukan pemimpin dengan tipe memiliki visi misi, pemahaman, kejelasan serta tidak kaku. Dampak dari perkembangan teknologi khususnya informasi yang telah mengubah hamper seluruh aspek kehidupan, termasuk bisnis adalah digitlisasi ( Lasmawa, 2019).
Pemimpin dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kepercayaan anggota apabila dia memiliki prilaku yang kaku, lamban dalam menyelesaikan masalah, mempunyai rencana dan tindakan dan visi yang tidak jelas, Namun nampaknya di perlukan pemimpin yang mempunyai ciri-ciri bijaksana, berani, bisa diandalkan, serta visioner agasr pemimpin yang bercirikan kapitalisme dan kekuatan sosial tidak relevan lagi ( Ulfah & Supriani 2022).
Harus diperhatikan juga seseorang yang dikatakan pemimpin harus bisa melihat situasi dan kondisi dalam mengambil semua kebijakan ataupun keputusan yang digunakan harus sesuai dengan gaya kepemimpinannya. Perlu mencai area yang mempengarusi para pemimpin dalam proses agen perubahan adalah hal yang penting dalam situasi, di mana mereka menekankan strategi yang berbda untuk menemukan panduan yang sangat tepat. Seorang pemimpin agar dapat menavigasi lanskap organisasi secara efektif mereka harus memiliki serangkaian keterampilan dan kemampuan di era disrupsi ini ( Nawanti, 2024).
Sangat diperlukan pula seorang pemimpin yang memiliki pola piker terbyka terhadai ide-ide barunya ketika dia dihadapkan pada situasi yang sulit dan membingugkan, dan mampu menemukan cara yang jauh lebih baik untuk dapat memahami tantangan saat ini. Kekuatan yang diperlukan tugas ini adalah mental dan emosional. Pentingnya menjaga Kesehatan mental seperti halnya rasa cemas yang berlebihan bisa berujung pada masalah emosional. Untuk mengembangkan kepemimpinan yang kolektif di perlukan role model atau juga seorang pemimpin yang dijadikan panutan dalam organisasi. Konsisten dalam mengedepankan persatuan dan menunjukkan rasa hormat terhadap segala altivitas yang dilakukan konstituennya adalah sosok pemimpin yang efektif dan teladan ( Febrianty, 2020).
Era disrupsi dan revolusi 4.0 membawa perubahan signifikan yang mempengaruhi teknologi dan perilaku manusia. Dalam konteks ini, pemimpin yang efektif harus memiliki visi yang jelas, kemampuan untuk beradaptasi, dan keterampilan yang baik dalam menghadapi situasi sulit. Kepemimpinan yang bijaksana, berani, dan mampu mengedepankan kolektivitas sangat penting untuk menavigasi perubahan ini. Selain itu, pemimpin perlu menjaga kesehatan mental dan emosional, serta menjadi role model dalam organisasi untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan produktif.
Daftar Pustaka
Febrianty, F. (2020). Kepemimpinan & Prilaku Organisasi Konsep Dan Perkembangan. Bandung: Widina Bhakti Persada.
Hieker. (2021). The Future of LeadershipDevelopment. London: University CollegeLondon.
Nawanti, R. D., Santoso, W. T., Sumardjoko, B., & Fathoni, A. (2024). Transformasi Kepemimpinan Pendidikan Era Disrupsi. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 13(2), 2599-2606.
Ulfah, U., Supriani, Y., & Arifudin, O. (2022). Kepemimpinan Pendidikan di Era Disrupsi. JIIP-Jurnal Ilmiah ilmu pendidikan, 5(1), 153-161.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H