PENDAHULUAN
Anak merupakan bagian yang ta terpisahkan dalam rumah tangga. Bagi mereka yang tidak dikarunia anak, akan tetap berusaha untuk mendapatkan anak dengan berbagai cara seperti adopsi, anak asuh, dan lain-lain. Hampir setiap orang tua menyukai anaknya tumbuh cerdas,kreatif dan punya bakat yang menonjol. Banyak orang tua bermimpi anaknya adalah sosok individu yang pandai, unggul, kompetitif dan serba hebat.
Banyak sekali orang tua yang mendambakan anak mereka menjadi anak yang berbakat dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Tetapi, banyak juga fenomena yang ada saat ini yakni orang tua yang mengabaikan pendidikan dan perkembangan anak mereka sendiri. Sehingga, banyak anak yang terlantar, menutup diri dan tidak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinnya.
Sesungguhnya, karena anak adalah karunia dan anugerah yang besar seharusnya para orang tua menjaga, merawat, dan memberikan hak hidup yang selayaknya mereka dapatkan. Karena masih banyak sekali orang tua yang hanya memikirkan kecukupan materi dan mengabaikan tumbuh kembang anak sendiri. Anak sesungguhnya tidak hanya butuh materi, tetapi kasih sayang dan perhatian yang besar itu lebih dibutuhkan bagi anak-anak dalam usia perkembangan.
Karena masih banyak orang tua yang minim mengetahui potensi anak mereka, disini penulis akan sedikit mengupas mengenai siapa sih anak berbakat itu? Bagaimana para pakar pendidikan mendefinisikan mengenai anak berbakat.? Tunggu jawabannya dibawah ini! ! !
Â
Â
PEMBAHASAN
Di Indonesia saat ini sudah banyak anak-anak yang memiliki bakat unggul. Bakat luar biasa yang perlu untuk dibina dan dibimbing untuk menjadi potensi yang lebih baik lagi. Tetapi banyak juga orang tua yang tidak menyadari bahwa anak mereka merupakan anak berbakat yang memiliki keahlian dan potensi yang luar biasa. Untuk itu disini penulis memberikan gambaran siapa sebenarnya anak berbakat tersebut.
Para ahli pendidikan memberikan definisi yang berbeda mengenai anak berbakat. Menurut Prof. Conny Semiawan memberikan definisi bakat sebagai potensi individu yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Sedangkan menurut Bingham dalam “Aptitude and Aptitude Testing “menyebutkan bahwa bakat merupakan kondisi seseorang atau sejumlah karakter(watak alamiah) yang potensial yang memerlukan latihan-latihan. Berbeda dengan pendapat Anggadewi, bakat adalah kondisi seseorang dengan latihan khusus memungkinkan dapat mencapai kecakapan, pengetahuan atau keterampilan secara khusus pula.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bakat merupakan potensi alamiah yang perlu dikembangkan melalui latihan-latihan khusus agar tercapai hasil yang optimal. Jadi, bakat itu bukan sifat tunggal, melainkan sekelompok sifat yang secara bertingkat dan bertahap membentuk suatu bakat. Sedangkan anak berbakat itu sendiri adalah anak yang unggul, pandai dan cerdas, dan memiliki IQ diatas rata-rata yakni diatas 140.