Kehidupan manusia di dunia ini penuh misteri. Suatu perkara bisa jadi sebenarnya baik, namun ia menganggapnya buruk. Manusia kadang tidak suka terhadap sesuatu, padahal itu sebenarnya baik baginya. Allah berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buuruk bagimu, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 216). Oleh karena itu Rasulullah mengajarkan kita untuk beristikharah. Jika kita hendak melakukan sesuatu hendaknya mengerjakan sholat sunnah dua rakaat, kemudian berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu dari anugerah-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau Mahauasa, sedang aku tidak kuasa. Engkau Maha mengetahui, sedang aku tidak mengetahui.
Engkaulah dzat yang mengetahui perkara ghaib. Ya Allah apabila engkau mengetahui bahwa urusan ini (sambil menyebutkan persoalannya) ialah baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku di dunia dan di akhirat, maka taqdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah jalannya, dan berkahilah aku di dalamnya. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka palingkanlah hal tersebut dariku, taqdirkanlah untukku apapun yang terbaik sehingga aku pun ridho dengannya. Demikianlah Rasulullah mengajarkan kita sholata istikharah untuk menghindari kita dari sfat kecemasan dan sebagai solusi terbaik menuju langkah kesuksesan.
Mungkin kita pernah mendengar istilah quantum learning dalam dunia pendidikan. Quantum learning merupakan teori pendidikan efektif yang dibangun atas dasar filsafat bahwa manusia sebenarnya memiliki kemampuan biasa untuk berprestasi dibatas kemampuan yang diperkirakan. Tubuh kita secara fisik adalah materi yang memiliki massa. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebnyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, dan inspirasi agar menghasilkan energi cahaya.
Tak jauh berbeda dengan quantum learning, quantum istikharah pun bertujuan sama. Sebelum menjalankan shalat istikharah, seseorang hanya mengandalkan kekuatan yang tampak wilayah fisik atau materi. Namun setelah menjalankannya, ia telah memasuki kawasan non-fisik atau cahaya. Dan semakin ikhlas dan khusyu’ dalam menjalankan shalat istikharah, semakin banyak cahaya yang diraih, interaksi dengan cahaya, dan akhirnya energi hasilnya pun tak terhingga.
Mengapa demikian? Karena ketika telah mendapatkan cahaya yang banyak, ia pun menyatu dengan cahaya tersebut, sehingga apa yang ia lakukan tak lagi dikendalikan oelh dirinya sendiri, melainkan oleh kekuatan yang maha dahsyat. Kemudian Allah menjadi pendengaran dan penglihatan orang tersebut. Maksudnya pandangan dan penglihatannya akan dibimbing oleh-Nya. Bahkan Allah menjadi tangannya untuk melakukan sesuatu. Saat ia berdoa, Allah akan mengabulkan doanya. Dan ketika ia meminta perlindungan, Allah menjadi pelindungnya. Inilah Quantum Istikharah, keterbatasan yang dimiliki mnusia berubah menjadi kekuatan luar biasa, dengan khusyu’ dalam istiharah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H