Sering kali saya bertemu dengan orang-orang yang dihormati secara luar biasa oleh para pengikutnya, seringkali orang orang tersebut adalah orang-orang yang dimuliakan Allah kehebatan dalam pengetahuannya soal Agama.
Hingga lama-lama orang-orang tersebut terkadang terjebak pada penilaian orang lain bahwa dirinya yang terbaik di antara orang-orang yang tidak lebih tahu darinya soal Agama.Â
Celakanya ia menganggap karena merasa lebih tahu soal Agama, maka segala hal dan segala bidang termasuk medis ia merasa ahli di dalamnya, dan selalu merasa bahwa argumennya adalah yang paling tepat dalam bidang apapun.
Padahal sudah sangat jelas, dan sejelas-jelasnya, ilmu orang paling pintar sekali pun hanya sekedar tetesan kecil air dibandingkan dengan luasnya samudra, apabila itu diibaratkan ilmu tentang kebenaran Allah subhanahu wa ta'ala.
Apabila kita tidak menerima kebenaran, konsekuensinya bukan hanya soal siapa yang lebih terhormat dan banyak pengikutnya, tapi akankah kita bisa bertanggung jawab atas argumen-argumen kita yang mungkin saja tidak lebih benar daripada orang-orang yang dianggap tidak lebih terhormat daripada kita. yang lebih berbahaya lagi, ternyata itu adalah salah satu bentuk kesombongan yang seharusnya dihindari oleh orang orang yang ahli agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H