Indonesia merupakan negara  dengan masyarakat majemuk yang memiliki beragam budaya, etnis, suku dan agama. Keragaman ini merupakan realitas yang tak bisa dielakkan. Namun terkadang membawa dampak yang negative ketika masyarakatnya tidak bijak dalam menyikapi fenomena ini dan seringkali menimbulkan perpecahan. Isu yang kerap kali menjadi isu sentral terhadap perpecahan di Indonesia yaitu mengenai isu pluralitas dan kerukunan antar umat beragama. Perpecahan ini tampak misalnya pada konflik di beberapa daerah Indonesia timur seperti Poso dan Ambon. Perpecahan ini seringkali terjadi disebabkan karena hampir setiap agama membawa tugas dakwah atau misi. Hal ini yang membuat oknum-oknum untuk memaksakan seseorang masuk kedalam agamanya melalui media-media yang dapat memicu konflik, seperti misalnya dengan media kekerasan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari perpecahan ini membangun kerukunan antar umat beragama adalah melalui forum komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu jalan untuk membangun keharmonisan. Untuk membangun sikap toleran juga diperlukan komunikasi yang intensif diantara umat beragama. Oleh karena itu program yang ingin saya segera realisasikan selepas kegiatan ini berlangsung adalah membentuk kelompok jejaring diskusi atau dialog antara pemuda yang berlatar belakang agama dan budaya yang berbeda guna menumbuhkan semangat perdamaian, menemukan pokok atau akar terhadap permasalahan yang kerap terjadi serta langkah preventif yang bisa dilakukan. Selain itu pula untuk membangun masyarakat yang toleran serta dapat hidup berdampingan ditengah perbedaan dengan cara menebar nilai-nilai toleransi, serta saling menghargai antara umat beragama tanpa memaksakan orang lain untuk masuk kedalam kelompok agamanya. Diskusi atau dialog merupakan  aktivitas yang sederhana, namun memiliki manfaat besar sebagai metode untuk membangun perdamaian dan kerukunan antar umat beragama. Jejaring diskusi atau dialog tidak hanya dilakukan dalam ruang formal, namun juga dapat memanfaatkan media yang seperti media sosial. Mengingat peran media sosial yang dapat memobilisasi gerakan-gerakan perubahan dalam skala kecil maupun yang massive.
Sasaran dalam program ini adalah kelompok pemuda yaitu pelajar dan mahasiswa serta individu yang memiliki ketertarikan dan minat terhadap kegiatan diskusi dan berbagi terhadap lintas agama dan memiliki keinginan besar untuk membangun kerukunan umat beragama agama tanpa memaksakan agama yang dianut oleh individu. Program ini menjadikan kelompok pemuda sebagai sasaran utama karena merupakan kelompok yang dianggap netral dan kedepannya akan sangat banyak mengambil peran terhadap penentu kebijakan-kebijakan di negeri ini. Diharapkan yang terlibat dalam kegiatan ini juga dapat  memahami tentang toleransi antar umat beragama dan menjadi agen-agen perdamaian dimanapun mereka berada utamnya yang rawan terhadap konflik salah satunya didaerah saya misalnya Indonesia bagian timur. Inilah yang menjadi visi saya untuk menggerakan anak muda untuk sadar terhadap persatuan bangsa dan tidak terpecah-pecah dalam kelompok-kelompok tertentu karena itulah tugas satu tangan yang menggerakkan dan yang lain bergerak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H