Mohon tunggu...
Nurhidayah 25
Nurhidayah 25 Mohon Tunggu... -

mahasiswi di Universitas Mataram

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kain Khas Desa Pringgasela

12 Maret 2015   18:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu kerajinan di DesaPringgasela Kabupaten Lombok Timur, NTB adalah tenun khas Desa Pringgasela. Menenun adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh kaum wanita di Desa Pringgasela. Kemampuan menenun merupakan salah satu bagian dari budaya kearifan lokal Desa kami dimana seorang wanita diharuskan bisa untuk menenun selembar kain untuk calon suaminya nanti. Alat yang digunakan punmasih sederhana yakni menggunakan alat yang tradisonal dan sampai saat ini masih digunakanmasyarakat Desa Pringgasela. Jenis kain yang dihasilkanpun bermacam-macam, seperti songket, sarinanti, selendang dll. Hasil menenun ini tak hanya digunakan untuk pakaian adat saja, anda juga bias menggunakannya untuk hisan dinding, taplak meja, selendang, serta bisa digunakan sebagai syal. Jarak yang ditempuh untuk sampai di Desa Pringgasela ini sekitar satu jam dari Kota Mataram menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Selain kewajiban wanita untuk menenun, menenun juga salah satu mata pencaharian masyarakat Desa Pringgasela untuk membantu penghasilan tambahan. Proses menenun kain memakan waktu sekitar 3 minggu sampai satu bulan, waktu yang cukup lama bila dibandingkan dengan hasil yang diperolehya. Bayangkan saja satu lembar kain dijual seharga Rp 300.000,- sampai Rp 500.000,- per lembar. Wanita di Desa kami ini lebih memilih menenun sebagai mata pencahariannya disebabkan oleh minimnya lapangan pekerjaan di desa ini.

Kain tenun khas Desa Pringgasela ini sangatlah lebih indah jika lebih dikembangkan dengan dibentuknya suatu saanggar kerajinan hasil kain tenun khas Desa Pringgasela, tapi sayang sekali kreatifitas masyarakat disekitar masih kurang. Jika saja diolah menjadii tas,dompet,baju,rok dll, maka hasilnya pun lebih indah dan lebih kreatif lagi, tentunya tamu yang berkunjung di Desa Pringgasela ini lebih puas lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun