MAN Pemalang- Dalam rangka menyukseskan program pengembangan literasi  sekolah secara berkelanjutan, Nyalensia menyelenggarakan program Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB Nasional) tahun 2023 gelombang 4 di MAN Pemalang, Selasa (29/8).
"Suatu keunggulan yang dimiliki harus terus diasah untuk kepentingan masa depan anak. Berimprovisasi dalam pemikiran untuk menulis suatu bentuk kegiatan yang diikuti dan dilatih sampai menghasilkan produk berupa buku," jelas Ahmad Najid dalam sambutannya. Najid menambahkan, selagi masih muda berkaryalah yang positif sesuai bidangnya masing-masing. Keberhasilan anak akan dirasakan oleh keluarga dan madrasah. Dengan demikian, hidup selalu dinamis.
Kegiatan yang dilaksanakan di MAN Pemalang ini diikuti oleh 51 siswa. Kegiatan diharapkan untuk mengembangkan literasi akan dibimbing oleh: Sri Purwaningsih, Nurhidayah, Lisdiana Widyasari, Jamilah, dan Ulin Isna Ardiah, yang keseluruhannya merupakan guru MAN Pemalang. "Melalui program ini, siswa dan guru bisa menjadi penulis dan dapat menerbitkan buku baik secara antologi maupun tunggal," ujar Sri Purwaningsih selaku narahubung kegiatan.
"MAN Pemalang turut serta dan menjadi bagian GSMB Nasional adalah dalam upaya mencerdaskan bangsa, terutama pengembangan literasi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Salsabila Azaria Ataya kelas X 6 yang merupakan peserta GSMB Nasional mengungkapkan, menulis berarti mendokumentasikan ide dan pikiran. "Mengembangkan bakat menulis, ingin menjadi seperti Tere Liye, mempunyai banyak karya berupa buku," harapnya.
Program yang bekerja sama dengan Nyalanesia ini diselenggarakan dengan rangkaian program meliputi: lomba menulis tingkat sekolah dan nasional, penerbitan dan percetakan buku antologi sekolah, pelatihan dan sertifikasi kompetensi, seminar nasional, pengembangan data literasi sekolah, pemecahan rekor MURI, dan acara puncak Festival Literasi Nasional. Kegiatan ini juga memberikan fasilitas siswa dan guru sebagai penulis, fasilitas tim literasi sekolah, serta fasilitas sekolah dan kepala sekolah.
Program ini sejalan dengan pernyataan Nadiem Anwar Makarim, selaku Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. "Bukan hanya dengan membaca materi lalu diuji, melainkan juga untuk menciptakan karya. Oleh karena itu, saya mempunyai motto kalau kita ingin melakukan transformasi pembelajaran di dalam suatu ruang kelas, maka harus banyak tanya, banyak coba, banyak karya. Esensi merdeka belajar adalah menggali potensi terbesar para guru-guru sekolah dan murid kita untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Mandiri bukan hanya mengikuti birokrasi pendidikan, tetapi benar-benar inovasi pendidikan." (Nurhid)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H