Boomm..... Korean fever menerpa kota sorong. Busana, bahasa, dan kebiasaanpun terinfeksi Korean style. Memang, tak ada salahnya kita menyukai atau kagum terhadap budaya atau kebiasaan negara lain. Tetapi, alangkah lebih baiknya jika kita lebih mencintai dan menghormati budaya kita sendiri. Khususnya Papua, yang tidak kalah menarik untuk dijelajahi.
Bukan isapan jempol belaka jika Korea adalah salah satu negara yang menarik untuk di tiru. karena mereka sangat menghargai dan menghormati budaya mereka. Nah, ini adalah hal menarik untuk ditiru oleh masyarakat Papua. berikut adalah potensi wisata budaya di Papua yang belum banyak orang mengetahuinya, bahkan masyarakat Papua pun tak semua yang tahu bahwa Papua memilikibeberapap monumen-monumen bersejarah, yaitu :
Kabupaten Manokwari
Objek wisatanya adalah:
- Makam Missionaris Kristen Pertama di Papua
- Rumah 1.000 Tiang
Kabupaten Sorong Selatan
Wisatanya adalah:
- Tugu Pendaratan Injil
- Tugu Trikora warsar
- Tugu Mafa Dan Syair
- Bangunan Peninggalan Belanda
Kota Sorong
Objek wisatanya adalah:
-Monumen Arfak
-Monumen Indonesia - Jepang
Berikut adalah beberapa kesenian dan budaya masyarakat Papua.
- Alat Musik Tradisional Papua
Alat musik Tifa merupakan alat musik tradisional yang berasal dari daerah maluku serta papua. Bentuknya alat musik Tifa mirip gendang dan cara memainkannya Tifa adalah dengan cara dipukul. Alat musik Tifa terbuat dari bahan sebatang kayu yang isinya sudah dikosongkan serta pada salah satu ujungnya ditutup dengan menggunakan kulit hewan rusa yang terlebih dulu dikeringkan..
- Tarian Tradisional Daerah Papua
Terdapat berbagai macam tari-tarian dan mereka biasa menyebutnya dengan Yosim Pancar (YOSPAN). Di dalam tarian ini terdapat aneka bentuk gerak tarian seperti tari Gale-gale, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo, tari Balada serta tari Cendrawasih. Tarian tradisional Papua ini sering di mainkan dalam berbagai kesempatan seperti untuk penyambutan tamu terhormat, penyambutan para turis asing yang datang ke Papua serta dimainkan adalah dalam upacara adat.
- Pakaian Adat Tradisional Papua
Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat tersebuta memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki.
Tetapi sayangnya, beragam karya seni budaya asli masyarakat Papua belakangan ini mulai terancam punah. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan pada suatu saat nanti seni budaya masyarakat Papua itu hilang begitu saja karena tidak adanya regenerasi. Kekhawatiran itu bisa menjadi kenyataan karena hingga saat ini terkesan tidak adanya perhatian pemerintah untuk memberikan perlindungan hukum. Di sisi lain, Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) Papua belum mengatur usaha perlindungan karya-karya seni dan budaya masyarakat Papua.
Pengawas Kebudayaan dan Kesenian Papua, Fhilip Ramandey, di Biak, kepada kantor berita Antara, mengharapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua bersama DPR Papua segera mengesahkan Peraturan Perlindungan Karya Seni Budaya Papua dan Perdasus sebagai bentuk proteksi dalam menjaga keaslian budaya Papua.
Selanjutnya ada satu hal yang menjadi magnet dari Korea yaitu bahasa. Akhir-akhir ini bahasa Korea menjadi bahasa yang menarik untuk dipelajari, mengingat aksen dan tulisan Korea memang menarik untuk dipelajari. Bahkan bahasa Inggris yang wajib dipelajari pun tergeser oleh Bahasa Korea, remaja khususnya tingkat sekolah menengah lebih tertarik mempelajari dan mendalami bahasa dan budaya Korea dibandingkan budaya sendiri dan bahasa Inggris yang merupakan pelajaran wajib bagi pelajar Indonesia.
Dilihat dari sisii manapun Papua lah yang lebih menarik untuk ditelusururi. Karena Provinsi Papua yang terletak di timur negara Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang unik dan menarik. Seperti :
TAS
Tas merupakan simbol, kehidupan yang baik, perdamaian dan kesuburan, perempuan Papua khususnya Papua Barat memilki tas tradisional yang bernama Noken.yang merupakan lambang atau simbol. tapi, bukan sembarang tas ya, tas ini disebut Noken.
Noken adalah kantung atau tas yang di jalin dari kulit kayu biasanya tas ini di gantung di kepala atau leher perempuan Papua untuk membawa hasil bumi, anak babi, bahkan menggendong bayi. Selain banyaknya bawaan yang bisa di kalungkan, beberapa perempuan bahkan menggantungkan lebih dari satu noken di lehernya.
Hal lain yang menarik dari tas tradisional ini adalah bahwa hanya perempuan Papua yang boleh membuat Noken, perempuan papua yang belum bisa menjalin Noken. Bahkan sering dianggap belum dewasa dan belum layak menikah.
Berbagai suku di Papua dan Papua Barat menyebut Noken dengan berbagai nama, bahan baku kayu yang di gunakan berbeda – beda. Ada kulit kayu pohon Menduam, pohon Nawa bahkan Anggrek hutan dan harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
Nah, gimana unikkan? ini hanyalah sepenggal keunikan budaya Papua, dan ternyata masih banyak lagi hal-hal kita anggap sepele seperti layaknya tas ini yang juga memiliki makna tersendiri.
Seperti kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, pendidikan yang baik akan mendorong manusia Indonesia menggapai ilmu, wawasan, dan teknologi. Di sinilah bahasa Inggris yang dikuasai sejak kita masih remaja, penting untuk pencapaian tujuan tersebut.
”Bangsa kita dikaruniai sumber alam tak terhingga, baik mineral maupun kelautan, yang belum dieksplorasi dengan baik. Jika dikelola baik oleh para tenaga andal, maka (semua kekayaan alam itu) akan mempunyai nilai tambah. Namun semua itu hanya bisa dicapai dengan pendidikan, dengan penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Dengan begitu, Indonesia akan bisa berkompetisi dengan negara lain,” kata dia.
Musliar juga mengingatkan, dalam 10-20 tahun ke depan, populasi tenaga produktif Indonesia akan lebih banyak. Kita-lah, kaum muda atau pelajar sekarang ini, yang nantinya bakal mengisi lapangan kerja di Tanah Air.
Nah, disisnilah potret unik yang terjadi di Indonesia, khususnya masyarakat kota Sorong Papua barat yang lebih baik suka mempelajari budaya negara Korea yang faktanya tak sebanding keragaman budayanya dari Indonesia. Jadi, mulailah dari sekarang untuk mencintai budaya negeri kita ini. Seperti kata pepatah “ jika bukan kita siapa lagi, jika nukan sekarang kapan lagi.” Maka sebagai orang Papua kita harus lebih menjunjung tinggi budaya kita, dan buktikan pada Indosia dan dunia bahwa masyarakat Papua masih mempertahankan budaya dan akan terus mempertahankan warisan budaya.