Penulis : Nurhayati dan Vera Sardila
Judul: Dampak psikologis Curhat Digital: Kenapa Remaja Lebih Memilih Media Ai?"
Pada era digital yang serba terhubung ini, semakin banyak remaja yang lebih memilih untuk curhat melalui media berbasis AI (Kecerdasan Buatan) ketimbang berbicara langsung dengan teman, keluarga, atau seorang konselor. Fenomena ini dapat dipahami melalui beberapa faktor psikologis dan sosial yang berperan dalam kehidupan remaja masa kini. Remaja sering kali merasa cemas atau malu untuk mengungkapkan masalah pribadi mereka kepada orang lain, terutama orang tua atau teman dekat. Ketakutan akan dihakimi, diejek, atau tidak dipahami dapat menghalangi mereka untuk berbicara terbuka. Media AI memberikan rasa aman karena interaksi dengan AI bersifat anonim, tanpa ada risiko penilaian sosial. Remaja merasa lebih nyaman berbicara tentang isu-isu sensitif, seperti masalah hubungan, tekanan akademis, atau masalah kesehatan mental, tanpa harus khawatir tentang reaksi orang lain.
Salah satu alasan mengapa remaja memilih curhat kepada AI adalah karena mereka dapat memperoleh respons segera. Tidak seperti berbicara dengan teman atau orang tua yang mungkin sibuk atau tidak tersedia, AI dapat memberikan dukungan kapan saja, tanpa batasan waktu atau tempat. Aksesibilitas ini memberi rasa kenyamanan bagi remaja yang mungkin membutuhkan penghiburan atau saran pada saat-saat tertentu, seperti di malam hari atau saat mereka merasa sendirian.
Bagi beberapa remaja, berbicara tentang masalah pribadi atau emosional dapat terasa memalukan, apalagi jika mereka merasa bahwa masalah mereka tidak dipahami oleh orang lain. AI yang berfungsi sebagai pendengar yang "tidak menghakimi" mengurangi stigma sosial yang seringkali ditemui ketika seseorang mencoba mengungkapkan perasaan kepada orang lain. Media AI, yang didesain untuk memberikan respons tanpa penilaian, memungkinkan remaja merasa lebih bebas dan tidak terbebani oleh kecemasan tentang penilaian orang lain.
Remaja, terutama di usia-usia remaja awal, sedang dalam fase perkembangan sosial dan emosional yang krusial. Mereka mungkin belum sepenuhnya mengembangkan keterampilan untuk mengelola perasaan atau berkomunikasi dengan efektif dalam situasi sosial yang penuh emosi. Media AI menawarkan ruang yang aman untuk latihan berbicara tentang perasaan dan masalah mereka. AI memberikan kesempatan bagi remaja untuk mengungkapkan diri tanpa rasa takut atau kesulitan dalam berkomunikasi.
Di dunia yang serba cepat, remaja sering kali mencari solusi instan untuk masalah mereka. Ketika mereka menghadapi tantangan emosional atau psikologis, mereka mungkin merasa frustrasi jika proses curhat atau mencari dukungan di dunia nyata terasa memakan waktu dan energi. Media AI, dengan kemampuannya untuk memberikan respons cepat dan solusi yang dirancang untuk masalah tertentu, dapat memenuhi kebutuhan ini. Ini memberi rasa puas dan penghiburan, meskipun solusi yang diberikan mungkin tidak selalu lengkap atau mendalam.
Beberapa remaja mungkin merasa lebih terhubung dengan teknologi daripada dengan orang lain, terutama dengan adanya media sosial yang memperkenalkan dunia digital sebagai ruang utama untuk berinteraksi. Kecerdasan buatan yang semakin canggih, seperti chatbot atau aplikasi konseling digital, menjadi alternatif bagi mereka yang merasa kesulitan dalam berinteraksi secara sosial. Teknologi, dalam hal ini, tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai pengganti atau pelengkap bagi dukungan emosional yang mereka harapkan.
Beberapa alasan mengapa remaja lebih suka Curhat dengan Ai.
1.Privasi dan Keamanan