“ Bertahan satu ciiiiinta...bertahan satu C... I... N... T... A...”..............................
Ya....Nyanyian itu sempat “mampir” di telingaku ketika anak-anak sebuah Sekolah Dasar di “Negeri Sebrang” menyanyikansepenggaldari lagu tersebut sembari menghabiskan waktu istirahatnya. Ironis memang..,karena anak-anak sekarang lebih senang memilih bernyanyi lagu-lagu yang berasal dari Group Band dewasa yang digandrungi mereka daripada menyanyikan lagu anak-anak,lagu Nasional,atau lagu dolanan yang berasal dari daerahnya sendiri. Bahkan, yang lebih ironis lagi, ketika seorang guru meminta siswanya untuk menyanyikan sebuah lagu dolanan yang berasal dari daerahnya sendiri, Sang Anak langsung mengernyitkan dahinya dan dengan KELUGUANNYA Sang Anak berkata...:”Saya tidak bisa Bu...,Saya tidak pernah dengar ada lagu dolanan seperti itu..?.., boleh tidak Bu kalau saya mennyanyi lagu yang Saya suka...,ehm...Keong Racun...????”................,Seketika juga Sang Guru terkejut dan hanya bisa “Ngelus Dada”
Dari sekelumit kejadian diatas, mungkinPembaca,apalagi yang berprofesi sebagai Pendidik di Sekolah Dasar mempunyai pengalaman yang sama dengan pengalaman “Sang Guru” tadi. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa anak-anak bisa seperti itu?..Apakah minat anak terhadap lagu zaman dulu berkurang karena lagu zaman dahulu sudah tidak indah lagi?...atau Sang Guru kurang memperkenalkan anak tentang lagu anak,lagu nasional, atau lagu dolanan?..
Dari cerita diatas kita bisa bayangkan begitu ampuhnya sebuah nada-nada yang diuntai menjadi sebuah lagu bisa menghipnotis anak-anak tersebut sehingga anak-anak sangat menggandrungi lagu yang bernuansa cinta yang tentunya belum sesuai dengan umur mereka. Yang dikhawatirkan adalah anak-anak akan dewasa sebelum waktunya karena terbiasa mendengar dan bernyanyi lagu-lagu yang selayaknya dikonsumsi oleh remaja atau orang dewasa.Oleh sebab itu, kita sebagai Pendidik mempunyai peranan penting terhadap tumbuh kembang peserta didik agar berkembang sesuai dengan waktu masa tumbuh kembangnya. Kaitannya dengan Pembelajaran yang kita berikan kepada anak tentunya musik memegang sebagian peran penting di dalam tumbuh kembang anak. Dimanakita tahu bahwa dunia anak memang dunia bermain, berseni bergerak dalam eksplorasi dunia mereka sendiri. Selain itu, Dunia anak adalah “duniamodel”. Mereka akan cepat mencontoh apapun yang dia lihat apalagi disenangi dan segera direkam di dalam memori otaknya. Mungkin bukan salah anak ketika mereka mencontoh sesuatu yang mereka lihat dan ingin menirunya, karena menurut mereka apa yang ditonton dan didengarkan adalah hal yang baik ditiru oleh mereka.Oleh sebab itu,kita sebagai Pendidik diwajibkan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan anak terutama ketika mereka berada di Sekolah. Kontribusi yang diberikan adalah memberikan arahan dan pengetahuan tentang hal-hal yang positif sehingga bisa dicontoh oleh siswanya.
Salah satu carajitu yang dapat digunakan adalah dengan meramu musik sedemikian rupa sehingga menjadikan musik yang paling ampuh dengan penuh keindahan sehingga memacu anak lebih berkreasi dengan mengeksplor imajinasinya sehingga memberikan kontribusi positif terhadap penguasaan ilmu yang diberikan.Sesuai dengan pendapatMaxim(1993) menyatakan bahwa musik dan gerak merupakan fundamen anak. Pernyataan in menekankan bahwa pembelajaran hendaknya didasarkan pada gerak-gerak visual, gerak-gerak sensori motorik, serta musik yang merupakan karakteristik perkembangan anak. Sejalan dengan Maxim Diane (1988 : 189) menyatakan bahwa bekerja dengan seni akan mengembangkan ketrampilan fisik, koordinasi mata-tangan, dan control gerak kecil. Pada akhirnya kerja seni menanamkan kebanggaan berprestasi.Sehingga hal yang jelas jika bidang studi dipadukan dalam seni merupakan hubungan yang logis untuk mengatakan melalui seni dapat meningkatkan belajar bidang studi lain (Educational Through Art).
Berdasar uraian singkat diatas ternyata guru Sekolah Dasar perlu memiliki berbagai persepsi, pemahaman yang lengkap dan komprehensif tentang begitu pentingnyapengembanganseni bagi anak bukan hanya sebagai bahan ajar akan tetapi jauh lebih pentingdigunakan sebagai media pembelajaran (Education Through Art) yang justru telah dikembangkan oleh Negara-negara yang telah maju dalam bidang IPTEKnya. Mereka mengembangkan ilmu pengetahuan tekhnologi bukan dengan cara penanaman ilmu secara langsung , tetapi melalui senilah pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan jauh lebih mudah berhasil. Hal ini didasarkan pada premis, bahwa dunia anak adalah dunia seni dan bermain, maka pengembangan pembelajaran melalui kegiatan seni dan bermain (Educational Through Atr and Play).
Cara nyata yang dapat dilakukan Guru untuk meminimalisasi anak-anak yang menyukai “lagu CINTA” dan kembali sesuaiperkembangan umurnyaadalah menjadikan musik anak ditempatkan di hati mereka. Cara yang dilakukan bisa dengan memutar lagu anak-anak setiap hari sebelum masuk kelas, atau pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Walaupun Pemerintah sudah memberikan waktu untuk pelajaran seni yang lebih tepatnya Seni Budaya dan Keterampilan lumayan banyak yaitu 4 Jam Pelajaran, tetapi itu saja tidaklah cukup. Pada saat musik ditempatkan sebagai media pembelajaran, Guru bisa menyisipkan lagu anak di dalam pembelajaran yang lain. Inilah tantangan kita sebagai Pendidik agar bisa sekreatif mungkin mengubah lagu yang sangat sederhana tetapi bisa mempunyai daya tarik yang besar terhadap anak didik kita. Contoh yang nyata dan mudah adalah dengan menggubah lagu anak-anak untuk menghafalkan suatu materi dari pelajaran lain. Bahkan dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk menggubah lagu anak yang mereka suka untuk menghafalkan suatu materi bisa dijadikan cara yang paling ampuh, karena mereka diberi kebebasan untuk berkreasi dan mengeksplor bakat yang mereka punyai. Tanpa disadari anak akan terbiasa mendengarkan lagu anak dan secara bertahap mereka akan mencintai lagu anak-anak sehingga melupakan “lagu cinta” yang sempat menghipnotis dirinya. Dengan demikian mungkin kita akan susah menjumpai anak-anak yang bernyanyi dan menyukai “lagu cinta” seperti di “Negeri Seberang” tadi. Sebagai kesimpulan akhir kita sebagai Guru dituntut untuk jangan bosan-bosan berkreasi dengan musik sehingga bisa mendidik anak dengan menggunakan keindahan yang ada didalam musik sehingga mendorong anak lebih berkreasi untuk menciptakan dan menempatkan musik-musik indah di hati mereka. Hal ini bisa membuktikan bahwa Keampuhan Musik sebagai Sumber keindahan dan kreatifitas Siswa Sekolah Dasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H