Mohon tunggu...
Nurhayati _07
Nurhayati _07 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TRADISI TOLAK BALA PADA MASYARAKAT MELAYU ROKAN HILIR RIAU DAN MINANGKABAU SUMATRA BARAT.

7 Maret 2021   01:27 Diperbarui: 7 Maret 2021   18:03 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tradisi adalah gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar masih ada kini, belum dihancurkan, dirusak, dibuang, dan dilupakan. Tradisi adalah warisan yang harus dilestarikan agar tidak hilang. Setiap masyarakat bangsa di dunia memiliki tradisi dan  kebudayaan, meski bentuk dan corak yang berbeda-beda dari masyarakat bangsa yang satu ke masyarakat bangsa lainnya. Tradisi dan kebudayaan secara jelas menampakkan kesamaan kodrat manusia dari berbagai suku, bangsa, dan ras.

 

Salah satunya dapat kita mengetahui tradisi tolak bala yang merupakan tradisi keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk membebaskan diri dari pengaruh jahat dan membuang sial pada kepercayaan yang ada di daerah tersebut.

Bisa kita lihat dari tradisi yang berada di masyarakat Melayu Rokan Hilir dan Minangkabau Sumatra Barat. Pada masyarakat Melayu Rokan Hilir tradisi tolak bala sering dikenal dengan ratib rambai, dan pada masyarakat Minangkabau Sumatra Barat juga memiliki tradisi tolak bala yang sering di kenal dengan bakaua.

 

Tradisi tolak bala pada masyarakat Melayu Riau khususnya Rokan Hilir dikenal dengan ratib rambai, tradisi ini merupakan tradisi yang dilakukan untuk menolak bala serta membuang segala bentuk hal-hal buruk dan juga wabah penyakit yang ada tempat mereka tinggal, masyarakat membaca doa atau berzikir secara bersama sama dengan menggunakan sampan melewati sungai dari makam datuk rambai ke kuala. Tradisi tolak bala pada masyarakat Melayu di khususkan untuk para laki-laki. Pelaksanaan ratib rambai dilaksanakan pada hari keempat lebaran Idul Fitri atau di tanggal 4 Syawal.

 

Pada masyarakat Minangkabu Sumatra Barat juga memiliki tradisi  tolak bala yang sering dikenal dengan bakaua. “Bakaua di Sumatra Barat merupakan tradisi tolak bala yang dilakukan masyarakat zaman dahulu dengan berkeliling kampung, membacakan doa bersama sambil membakar kemenyan, sebagai bentuk bahwa manusia merupakan makhluk lemah bagian dari alam ini. Bakaua juga menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dapat menjadi resep utama agar tidak tercekam rasa takut berlebihan serta mampu menghindari berbagai penyakit,” penjelasan dari Dr. Hasanuddin, M.Si. (Dosen FIB Universitas Andalas).

Tradisi bakaua ini sudah jarang ditemuakan karena banyak faktor yang menyebabkan tradisi ini mulai dilupakan pada masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat.

Setelah kita mengetahui tradisi tolak bala yang ada di masyarakat Melayu Rokan Hilir Riau dan Minangkabau Sumatra Barat betapa beragam tradisi yang ada di Indonesia. Ini merupakan bukti bahwa ini Indonesia memiliki banyak tradisi. Untuk itu kita sebagai generasi penerus harus melestarikan tradisi-tradisi yang ada agar tidak dilupakan oleh perkembangan zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun