Mohon tunggu...
Syifa Azora
Syifa Azora Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Banten

Saya adalah seorang pelajar yang bersekolah di smp wijaya kusuma

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelinci Mimpi

29 Agustus 2022   10:50 Diperbarui: 29 Agustus 2022   10:53 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                          Kelinci Mimpi

   Hai, namaku Uyung. Aku tinggal di rumah sederhana bersama kakekku. Aku tidak bersekolah karena kakekku tidak mempunyai uang yang cukup. Kakekku berjualan kue di pasar dan aku membantu kakekku berjualan kue keliling.

   Pada suatu hari, ketika aku sedang berjualan kue keliling. Ada kelinci berwarna putih
"Wah kamu lucu sekali," kataku terpesona.
Lalu aku membawa kelinci itu ke rumah. Sesampainya di rumah aku memberi makan kelinci itu  "Phuss phuss phuss, ayo makan pasti kamu lapar,kan?" kataku sambil memberi makan kelinci itu.
"Ceklek", Bunyi pintu terbuka.
"Uyung, Uyung, kakek pulang." kata kakek memanggilku.
"Hore kakek pulang", kataku kesenangan.
"Kakek, aku membawa kelinci lucu sekali, apakah aku boleh merawatnya kek?" Kataku bertanya kepada kakek.
"Boleh saja, tapi kamu harus merawatnya dengan baik, ya!" kata kakek mengizinkanku merawat kelinci. Aku menamakan kelinci itu Rysti.

   Tiga bulan kemudian, kelinci itu bertumbuh besar. Pada saat aku sedang bermain dengan kelinci itu, tiba tiba kelinci itu berbicara "Hai Uyung, terima kasih telah merawatku sampai sekarang," kata Rysti mengucapkan terimakasih.
"Apa? kamu bisa berbicara?" Kataku sangat kaget.
"Iya, tapi hanya orang yang merawatku dengan tulus yang bisa berbicara denganku" kata Rysti.
"Baiklah," kata ku sambil menghela napas.
"Aku bisa mengabulkan tiga permintaanmu" Kata Rysti.
"Mengabulkan tiga permintaan?" Kataku terkejut.
"Iya, apa yang kamu inginkan akan ku kabulkan," Kata Rysti.
"Hm, aku ingin sekolah. Apakah kamu bisa mengabulkan keinginanku?" kataku mengajukan permintaan.
"Bisa." Kata Rysti.

   Pagi harinya dia terbangun dari tidur. Ternyata itu hanyalah sebuah mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun