Mohon tunggu...
nurhayati
nurhayati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ilmu Budaya

Drakor itu seperti makanan tradisional pempek dan musik kpop itu seperti minuman soda dingin campur lemon, brrttt..wushhhh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Id Tokoh Kakak Aini dalam Cerpen "Aini dan Sandiwara Kami" Karya Hasan Aspahani Tinjauan Psikoanalisis

18 April 2024   04:25 Diperbarui: 18 April 2024   04:38 3322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata psychology berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu (ilmu pengetahuan). Bertolak dari hal itu, maka psikologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan mengenai jiwa manusia atau lebih 5 Klasifikasi Emosi Tokoh Tokoh dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari Kajian Psikologi Sastra David Krech sering disingkat sebagai ilmu jiwa manusia (dalam Prawira 2017: 14). 

Psikologi merupakan cabang pengetahuan yang masih muda dibandingkan ilmu pengetahuan lainnya. Psikologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu filsafat. Oleh karena itu, diperlukan waktu berabad-abad lamanya untuk melepaskan psikologi dari pengaruh ilmu filsafat. Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis (jiwa) manusia (Kartono, dalam Emzir & Rohman S, 2015: 161).

Sastra adalah fenomena kejiwaan yang menantang. Psikologi sastra seharusnya memasuki tantangan tersebut secara hati-hati. Menurut (Hardjana dalam Endraswara 2013: 140) psikologi memasuki bidang kritik sastra lewat beberapa jalan: (1) pembahasan tentang proses penciptaan sastra, (2) pembahasan psikologi terhadap pengarangnya (baik sebagai suatu tipe maupun sebagai seorang pribadi), (3) pembicaraan tentang ajaran dan kaidah psikologi yang dapat ditimba dari karya sastra, dan (4) pengaruh karya sastra terhadap jenis pertama dan kedua dapat dimasukkan ke dalam psikologi kesenian. 

Psikologi sastra merupakan kajian tentang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang menggunakan cipta dan rasa dalam berkarya, begitupun pembaca, ketika menanggapi sebuah karya tak luput dari kejiwaan masing-masing. sama halny adengan sosiologi refleksi, psikologi sastra pun mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang menangkap gejala jiwa kemudian diolah menjadi teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya.

Sastra berasal dari bahasa Sansekerta artinya adalah "teks yang mengandung instruksi atau pedoman", kata dasarnya yaitu "sas" dengan makna "instruksi" atau "ajaran", sementara itu akhiran "tra" berarti alat atau sarana. Dalam bahasa Indonesia kata sastra digunakan sebagai acuan pada "kesusastraan" atau sebuah tulisan yang memiliki makna atau keindahan tertentu. 

Karya sastra merupakan sebuah seni yang tercipta dari cerminan masyarakat serta wadah sebagai tempat penampung emosi yang sarat akan nilai moral dan budi pekerti, dan selalu dilengkapi oleh tatanan sosial, banyak permasalahan yang diangkat dalan sebuah karya sastra. Tokoh adalah salah satu elemen yang paling penting serta menjadikannya jati diri pada sebuah karya sastra.

Cerita pendek adalah salah satu karya sastra berupa prosa, cerpen adalah seni keterampilan yang menyajikan cerita yang di dalamnya berupa bentuk suatu kesatuan yang utuh, manunggal, dan tidak ada bagian yang tidak penting, namun juga ada yang bagiannya terlalu banyak, semuanya integral, pas, dan mengandung makna yang berarti. sesuai dengan namanya, cerita pendek disajikan dengan teks yang pendek, namun panjang atau pendeknya suatu cerita dalam cerita pendek bersifat relatif.  Karya sastra yang banyak mengandung nilai-nilai dan mengambil fenomena sosial pada masyarakat adalah cerpen salah satu karya dari pengarang bernama Hasan Aspahani berjudul "Aini dan Sandiwara Kami", pertama kali diterbitkan pada 23 Oktober 2022

 Psikologi sastra bertujuan agar dapat memahami aspek-aspek kepribadian dan kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya, seperti pada cerpen "Aini dan Sandiwara Kami" kepribadian tokoh dalam cerpen ini akan dianalisis dengan menggunakan psikoanalisis dari Signmund Freud yaitu ID, ego, superego. ID berkaitan dengan ketidaksadaran yang merupakan bagian yang primitif dari kepribadian. Kekuatan yang berkaitan dengan id mencakup insting seksual dan insting agresif. Id membutuhkan pemenuhan dengan segera tanpa memperhatikan lingkungan realitas secara objektif. Freud menyebutnya sebagai prinsip kenikmatan.

Jika kita kaitkan dengan cerpen "Aini dan Sandiwara Kami" maka kita dapat memperhatikan kutipan dari dialog Aini pada cerpen tersebut "Ternyata dia yang membawa uang tiket untuk kas desa.", kata "dia" dalam dialog Aini mengacu pada kakak Aini, ia membawa lari uang tiket dari sandiwara yang hilang, pada awalnya Ainilah yang dituduh menghilangkan uang tersebut, namun suatu ketika kakak Aini menghilang dan terbukti membawa kabur uang tersebut bersama pak Rusdi, yaitu bapak pelatih sekaligus sutradara sandiwara yang akan dilakoni oleh Aini dan teman-temannya. Dari penjabaran tersebut dapat kita pahami bahwa tokoh kakak Aini tidak memperdulikan dampak dari perbuatannya tersebut,  ia memilih melakukan perbuatan yang tidak terpuji demi memenuhi nafsunya sementara ia tidak sadar bahwa moralnya sudah dirusak oleh nafsunya tersebut. 

Selaras dengan konsep psikoanalisis Id, di mana telah dijelaskan sebelumnya yaitu merupakan aspek yang  paling mendasar dalam memenuhi kepuasannya dengan segera, instan, tidak mementingkan moral serta menghindari rasa sakit. Untuk melaksanakannya, id memiliki 2 proses. Kedua proses tersebut adalah tindakan refleks dan proses primer. Tindakan refleks adalah proses pemuasan yang dilakukan dengan reaksi-reaksi otomatis seperti bersin, dll. Sedangkan proses primer adalah dengan menghalusinasikan sesuatu untuk mengatasi keinginan.

Seperti halusinasi tentang makanan pada orang yang sedang lapar. Pada kasus ini proses primerlah yang bertindak dengan melakukan perbuatan nekat yaitu mencuri di rumahnya sendiri, memiliki rasa suka yang berlebihan terhadap seseorang dapat memberikan dampak yang tidak baik untuk moral dalam diri maka sebaiknya cobalah untuk tidak memaksakan kehendak dan berlapang dada karena pada dasarnya tidak semua keinginan manusia selalu dapat terpenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun