Mohon tunggu...
Nurhasnah
Nurhasnah Mohon Tunggu... Guru - Do The Best All the Time In Life

Seorang pembelajar di SMP N 2 Tigaraksa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Filosofi Muharram Kariim

31 Juli 2022   14:47 Diperbarui: 31 Juli 2022   14:56 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muharram karim  1 Muharram 1444 H jatuh pada  hari sabtu Tanggal 30 Juli 2022.  Seluruh umat islam di dunia menyambut dan merayakan  dengan penuh gembira. 

Seluruh warga yang ada di Indonesia khususnya  merayakan pawai taaruf Muharram dengan mengadakan pawai obor.  Selain daripada itu majlis taklim dan muslim lainnya merayakan penyambutan Muharram itu dengan mengadakan festival berbagai macam lomba.  Mulai dari hifzul quraan. Pawai taaruf, kasidah, dai cilik, dan masih banyak yang lain.

Perayaan tahun baru Islam ini  tidak semata-mata pergantian tahun saja akan tetapi merupakan muhasabah diri dan evaluasi diri bagi tiap pribadi muslim.  Tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya.  Tahun hijrah ini merupakan refleksi diri untuk melakukan yang lebih baik.  Baik dari ibadah, gaya hidup ,pergaulan dan komunitas yang di ikuti.   Sahabat yang baik adalah sahabat yang mengingatkan diri ke surga bukan untuk duniawi semata. Hangout  lah dengan tipe-tipe manusia yang ukhrawi tidak  mau tahu urusan orang.  Hanya mau tahu  bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik sebagaimana  statement Khairunnas wayanfaunnas( sebaik baik manusia. adalah bermafaat untuk orang lain)

Begitu juga makna edukasi bagi generasi Rabbani . Muslim dunia dan muslim Indonesia mengajarkan   anak-anak mereka memahami makna 1 Muharram dengan memperkenalkan  pada anak mereka tentang  apa saja yang dilakukan seorang muslim menyambut bulan Hijriah dan apa saja pembiasaan yang dilakukan seperti mengajak anak membaca  doa akhir tahun  dengan  dimulai istigfar 3 kali, membaca sholawat 11 kali,membaca ayat kursi  sebanyak  7 kali dan amalan lainnya.

Makna terbesar dari perayaan Muharram Kariim bagi generasi milenial adalah berhenti beberapa saat dari hiruk pikuk penggunaan gaway yang menjadi masalah terbesar dari kecenderungan  anak muda sekarang.  

Dampak gaway jika tidak digunakan dan dikendalikan dengan baik oleh person anak dan orang tua akan berdampak pada progress emosi anak tersebut.  Anak -anak akan semakin egois susah untuk dikendalikan dan masih banyak dampak yang lain

Dengan adanya festival dan pawai muharam ini  sudah memberikan kontribusi untuk meminimalisir  kecanduan gawai anak muda. Kegiatan ini memberikan  kontribusi yang luar biasa untuk generasi muda  dengan durasi  yang cukup lama dalam meninggalkan rutinitas  yang merusak  tatanan emosi mereka. Eforia Muharram ini hendaknya menjadi  branded  muslim  yang mencintai Rasulnya.  Tanda cita kita pada Rasul adalah dengan meneladai beliau dan berterimaksih sudah mendapatkan predikat umat yang mendapat syafaat jangan sampai kita menjadi umat  yang tidak dirindukan oleh Rasulullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun