Mohon tunggu...
Nurhasimah
Nurhasimah Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Saya adalah seorang mahasiswi di Universitas Pamulang dan seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pro-Kontra Tren Thrifting di Era 4.0

28 Juni 2023   17:08 Diperbarui: 28 Juni 2023   17:26 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin bagi sebagian orang sudah tidak asing lagi dengan istilah thrifting atau yang biasa kita kenal dengan istilah membeli pakaian bekas. Thrifting menjadi fenomena yang sedang di gandrungi oleh banyak orang di Indonesia khususnya di kalangan remaja. Thrifting berasal dari bahasa inggris (thrift) yang artinya hemat. 

Thrifting adalah istilah yang digunakan dalam kegiatan membeli barang bekas yang masih layak pakai dengan harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga aslinya, barang-barang yang biasanya diperjual belikan adalah baju, jaket, celana, topi, tas dan lain lain. Kegiatan thrifting mempunyai dampak positif loh, yaitu dapat membantu ekologi dengan mengurangi sampah textile, meningkatkan kreativitas dan tentunya menghemat uang. Thrifting menjadi daya tarik tersendiri di kalangan remaja pada saat ini karena dengan harga yang relatif murah kita bisa mendapatkan barang dengan kualitas bagus dan tidak pasaran bahkan tak jarang kita bisa mendapatkan barang dengan brand ternama. 

(Sumber : Farida, mahasiswa Unpam)
(Sumber : Farida, mahasiswa Unpam)

Ada dua jenis thrifting yang sudah tidak asing yaitu thrifting impor yaitu barang bekas dari luar negeri biasanya dari negara China, Amerika. Korea, Jepang dan beberapa negara lainnya, dan thrifting lokal yaitu barang bekas dari dalam negeri. Orang- orang yang berbelanja thrifting bisa dikatakan mereka adalah orang-orang yang beruntung karena bisa mendapatkan barang bekas layak pakai dengan harga yg sangat miring. Berbeda dengan berbelanja barang pada umumnya, thrifting seringkali diartikan dengan berburu untuk mendapatkan suatu barang tertentu, karena penjual di thrift shop hanya akan menjual barang-barang yang unik dan biasanya sudah tidak dikeluarkan lagi dipasaran, sehingga ketika kita mendapatkan barangnya maka itu akan menjadi kepuasan tersendiri.

Namun trend bisnis thrifting yang diimpor dari luar negeri membuat pemerintah gerah, pemerintah melarang keras pelaku usaha di tanah air untuk berbisnis thrifting atau menjual pakaian bekas dari luar negeri karena berdampak buruk pada industri di dalam negeri. Pasalnya bisnis thrift ini dinilai dapat mematikan UMKM di dalam negeri. Thrifting impor atau membeli pakaian bekas impor sejatinya telah hadir di tanah air sejak tahun 1990-an yang lalu. Di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jakarta, Bandung dan beberapa kota lainnya. Menurut pemerintah produk pakaian bekas asal luar negeri juga berpotensi membawa bibit penyakit yang dapat membahayakan kesehatan.

Pada saat pembukaan acara Bussines Matching Belanja Produk Dalam Negeri, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa oknum yang terlibat dalam perdagangan barang impor bekas ini untuk di tindaklanjuti. " Jadi yang namanaya impor pakaian bekas, distop! Mengganggu, sangat mengganggu." Tegas Presiden Joko WIdodo pada keterangan pers yang dilakukan seuasi pembukaaan acara tersebut. Untuk menyelesaikan masalah penjualan barang thrift tersebut pemerintah bekerja sama dengan Polri terkait adanya barang impor bekas yang hanya diganti kemasannya agar terlihat seperti produk lokal untuk ditindaklanjuti. 

Jadi menurut kalian bagaimana guyss... barang thrifting apakah masih layak diperjualbelikan dengan bebas di pasaran indonesia, mengingat ada beberapa dampak positif yang dihadirkan dari kegiatan ini, disisi lain juga berdampak negatif pada UMKM dan kesehatan ?
Namun apapun pendapat kalian yang jelas saat ini thrifting impor sudah dilarang ya, mari kita patuhi peraturan pemerintah demi kebaikan bersama.

(Penulis : Nurhasimah & Roslina, Mahasiswa Universitas Pamulang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun