Mohon tunggu...
Nurhasanah
Nurhasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi JMP - IPB University

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Zaman Now Bisa Berkarakter? Ini Yang Harus Dilakukan

1 Agustus 2021   10:51 Diperbarui: 19 Mei 2024   15:15 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa jadinya bila tidak ditanamkan pendidikan karakter pada anak zaman now? Coba kita bayangkan jika seorang anak tumbuh tanpa pendidikan karakter, bagaimana jadinya?. Jika kita lihat saat ini, karakter bangsa pada zaman now mengalami kemerosotan yang sangat drastis. Dalam kasus ini banyak munculnya berbagai persoalan tentang penurunan moral anak bangsa. Masalah yang sedang dialami saat ini yaitu pergaulan bebas, penggunaan narkoba, penggunaan obat-obatan terlarang, pelecehan seksual terhadap anak, tawuran, penyalahgunaan teknologi, dan masih banyak lagi. Pada kasus lain, muncul sikap dan perilaku segala bentuk perbedaan agama, budaya, dan perbedaan pandangan.


Kasus pengeroyokan siswi SMP Pontianak, terjadi pada Jum'at, 29 Maret 2019 di sebuah bangunan yang terletak di Jalan Sulawesi, Pontianak, Kalimantan Barat. Data lain menunjukkan bahwa 68% siswa sekolah dasar sudah aktif mengakses konten porno
(Zubaidah dalam sindonews.com, 2013). Sedangkan pada lima tahun lalu Indonesia telah masuk dalam 10 besar negara yang mengakses situs ponografi di dunia maya. Masih banyak kasus lain yang belum terekspos media. Dalam mengatasi permasalahan tersebut mengacu munculnya pendidikan karakter.

Pendidikan karakter merupakan sistem pengajaran yang dirancang untuk mendidik anak dalam mengembangkan sikap dan karakter. Pendidikan karakter tidak hanya menjelaskan kebenaran dan kesalahan pada anak, tetapi lebih menanamkan kebiasaan yang baik sehingga anak mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari pendidikan karakter yaitu untuk melahirkan generasi yang baik. Pendidikan karakter lebih tertuju pada menanamkan nilai - nilai budaya atau perbaikan kehidupan, sehingga bisa menciptakan karakter yang padu dan seimbang pada masa kini. Disitulah peran pendidik sangat dibutuhkan untuk mengajarkan dan menerapkan karakter kepada anak didik. Hadirnya pendidikan karakter berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya sistem pendidikan dalam menciptakan generasi zaman now yang berkualitas dan bermoral. Banyak orang menganggap bahwa suksesnya seorang anak bertumpu pada pengetahuan dan keterampilan saja, tanpa memperhatikan aspek lain. Padahal kenyatannya, karakter atau moral merupakan unsur terpenting yang harus diperhatikan saat ini. Hal tersebut harus memiliki keseimbangan antara kemampuan, keterampilan dan moral yang sebenarnya telah menjadi acuan dalam pendidikan.

Gerakan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter), yang diterapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2017, mengidentifikasi lima nilai karakter utama yang saling berkaitan dalam membentuk penyebaran nilai yang perlu
dikembangkan yaitu : Pertama, nilai religius dibuatkan dalam perilaku melaksanakan agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai pebedaan agama, sikap toleransi terhadap pelaksanaan ibadah dan kepercayaan lain, serta hidup rukun dan damai antar pemeluk agama lain. Kedua, nilai nasionalis yaitu berkaitan dengan adanya rasa cinta dan bangga terhadap bangsa sendiri. Hal itu dapat terealisasi dengan memakai produk lokal, melakukan autokritik terhadap kondisi bangsa, dan lain sebagainya. Ketiga, nilai mandiri yaitu mencerminkan sikap dan perilaku bagaimana kita melakukan suatu hal tanpa bergantung terhadap orang lain.

Keempat, nilai gotong-royong mencerminkan tindakan untuk menyelesaikanpermasalahan secara bersama serta membantu orang-orang yang membutuhkan. Kelima, nilai integritas yaitu tindakan yang sesuai dengan prinsip moral. Keadaan berperilaku
adalah bagian untuk membangun sesuatu yang lebih baik kedepannya. Disitulah peran pendidik sangat dibutuhkan untuk mengajarkan dan menerapkan karakter kepada anak didik. Tidak hanya itu, pembentukan karakter juga membutuhkan suatu kelompok karakter seperti keluarga, media, pemerintahan, sekolah, lingkungan pertemanan yang baik dan berbagai pihak untuk mempengaruhi generasi muda yang berkualitas. Semua kelompok tersebut bermaksud untuk mengembangkan suatu keteladanan yang dapat ditiru, intervensi melalui pembelajaran, pelatihan, dan kebiasaan baik yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Dengan demikian hal itu bisa melahirkkan generasi zaman now yang berkualitas, bermoral, berkeinginan untuk
mewujudkan cita-cita bangsanya.


DAFTAR PUSTAKA
E Setiawati, AS Bahri, F Firmadani, M Safari... - 2020 - repository.penerbitwidina.com

D Febrianshari, VC Kusuma, ND Jayanti... - Jurnal Pemikiran ..., 2018 -eprints.umm.ac.id

RDWI UTAMI - 2018 - osf.io

E Komara - Sipatahoenan, 2018 - journals.mindamas.com

Y Yuyarti - Jurnal Kreatif: Jurnal Kependidikan Dasar, 2018 - journal.unnes.ac.

MZ Alfaruqy, AM Masykur - Jurnal EMPATI, 2014 - ejournal3.undip.ac.id

SA Handayani - Historia, 2019 - jurnal.unej.ac.id

D Prawani SR - JURNAL STIE SEMARANG (EDISI ..., 2013 - jurnal3.stiesemarang.ac.id

Kemko Kesra RI. (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun