Dalam pembahasan artikel kali ini, saya mengambil tema inflasi dalam perspektif konvensional dan islam dengan judul “Ancaman Inflasi bagi Kelangsungan Hidup Masyarakat.
Sebelum beranjak pada permasalahan tentang ancaman inflasi, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu pengertian inflasi yang sebenarnya. Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan) pada barang lainnya. Menurut para ekonom modern, inflasi berupa kenaikan secara menyeluruh jumlah uang yang harus dibayarkan terhadap barang atau komoditas barang dan jasa. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Inflasi diukur dengan tingkat inflasi (rate of inflation) yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum. Para ekonom cenderung menggunakan gross domestic product deflator (GDP Deflator) untuk mengukur tingkat inflasi. GDP Deflator adalah rata-rata harga seluruh barang tertimbang dengan kuantitas barang yang dibeli.
Pengendalian inflasi penting dilakukan karena inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negative pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Yang pertama, jika inflasi tinggi maka akan menyebabkan pendapatan pada riil masyarakat akan terus turun sehingga akan mengakibatkan turunnya standar hidup masyarakat dan akhirnya akan menjadikan orang miskin bertambah miskin.
Yang kedua, jika inflasi tidak stabil maka akan menciptakan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan bagi pelaku ekonomi. Pengalaman empiris menujukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi yang akhirnya akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menurun.
Yang ketiga, ketika tingkat inflasi domestic lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi di Negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestic riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.
Dalam teori inflasi konvensional, kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyababkan harga-harga secara umum naik. Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan menunculkan inflasi, Â jika terjadinya hanya sesaat. Teori inflasi islam, inflasi memiliki akibat yang sangat buruk bagi perekonomian karena menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan. Inflasi dalam perspektif islam memiliki akibat yang sangat buruk bagi perekonomian, yaitu dapat menimbulkan gangguan tehadap fungsi uang terutama fungsi tabungan. Inflasi juga dapat melemahkan semangat menabung. Kecenderungan membelanjakan hartanya untuk barang-barang mewah akan meningkat. Dan dapat mengarahkan investasi pada hal-hal yang non produktif.
Ada dua hal yang dapat menyebabkan inflasi, yaitu:
- Inflasi tarikan permintaan
- Hal ini terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dan biasanya dipicu oleh likuiditas di pasar yang berlebihan sehingga akan menyebabkan terjadinya permintaan yang tinggi dan secara otomatis tingkat harga akan berubah. Inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam pemintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi employment dimana biasanya disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas di pasar yang berlebihan.
- Inflasi desakan biaya
- Inflasi ini terjadi akibat adanya kelangkaan produksi atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, meskipun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis pada sumber produksi.
Jika inflasi terus menerus terjadi, maka akan menyebabkan kerugian terhadap masyarakat terutama terhadap perekonomian Negara. Perekonomian Negara akan mengalami kemerosotan yang cukup tinggi karena akibat inflasi dan akan mengganggu kelancaran ekonomi yang berlangsung dalam suatu Negara. Jika inflasi terus berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka kemungkinan besar akan menyebabkan kehancuran suatu Negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H