Mohon tunggu...
nurhanifahrizky
nurhanifahrizky Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk menebar manfaat

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kematian Adalah Nikmat

18 Oktober 2019   15:30 Diperbarui: 18 Oktober 2019   15:40 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul buku (https://mizanstore.com/KEMATIAN_ADALAH_NIKMAT_56320)


"Kematian.. Mengapa sering ku lihat ia menjauh

Padahal kebanyakan keinginanku agar aku dibaringkansegera"

(Hafizh Ibrahim,1872-1932 M)

 Kematian sering kali dihindari untuk diperbincangkan. Dianggap misteri, padahalmati merupakan sesuatu yang pasti. Tidak jarang orang-orang yang diajak diskusitentang kematian merasa risih. Padahal kita semua pasti akan mati. Apa sebenarnya hakikat dari sebuah kematian?


Abi Quraish Shihab memaparkan sekelumit pandangan dari para filosof,agamawan, ilmuwan dan al-quran tentang kematian, yang dituangkan dalam bukuberjudul 'Kematian adalah Nikmat'. Apakah kematian menjadi suatu nikmat jikadunia telah mengecewakan lantas mati menjadi satu-satunya harapan? Tentu bukuini bukan pelarian atas derita dunia yang tak berkesudahan. 


Buku 'Kematian adalah Nikmat' merupakan terbitan Lentera Hati denganketebalan 275 halaman. Terdiri dari 7 bab yaitu mati dan hidup, manusia danevolusinya, hidup di dunia, maut, ilmu dan iman/akal dan kalbu, alam barzakh,dan kiamat. Selain 7 bab tersebut, terdapat lampiran yang berisi riwayatmenjelang wafatnya Nabi SAW dan Khulafa ar-Rasyidin. Istilah 'kematian adalahnikmat' secara tersurat dijabarkan pada bab ke-empat yaitu maut.


Hal yang menarik dari buku ini adalah Abi Quraish selalu mendudukanperkara-perkara yang hanya dapat dipahami dengan akal atau iman. Abi Quraishsangat memahami akan adanya peluang perbedaan dalam memahami buku ini sehinggasebelum membahas suatu perkara, terlebih dahulu dipaparkan bahwa ada perkarayang hanya dipahami dengan iman tapi tidak dengan sains, pun sebaliknya.


Sebagaimana sub judul buku ini yang menyebutkan 'sekelumit pandangan' maka buku ini akan menghadirkan pandangan-pandangan yang berbeda terhadap kehidupandan kematian. Perbedaan pandangan tersebut wajar dan tidak perlu diperdebatkanuntuk mencapai kesepakatan. Sebagaimana yang tertulis dalam buku ini:

"kebenaranmenurut Anda adalah pandangan Anda dan itu benar, tetapi jika pandangan Andaberbeda dengan orang lain, maka yang berbeda itu pun benar, demikian seterusnyasehingga tidak ada nilai yang harus disepakati".

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat pula dikatakan bahwa  pengambilan makna dari buku ini bisa jadi berbeda-beda. Apa yang ingin atau titik fokus yang ingin disampaikan penulis, boleh jadi berbeda dengan apa yang diambil oleh pembaca. Pembaca yang satu dan pembaca yang lain pun berbeda dalam pemaknaannya. 


Abi Quraish Shihab sebelum memaparkan konsep kematian, beliau terlebihdahulu memaparkan konsep hidup di dunia. Beberapa filosof memandang pesimisterhadap hidup di dunia, sementara beberapa lainnya justru memuja dunia. 


Salah seorang filosof yang memiliki pandangan pesimis terhadap hidup didunia yaitu Nietsche. Kutipan Nietsche yang mendukung pandangan pesimistersebut yaitu

"Kehidupan adalah beban yang berat. Hidup adalah tragedi. Manusiadiciptakan untuk memikul beban itu. Karena itu kita harus bergembira dengankematian yang membebaskan kita dari beban itu".

 Jika melihat dari sudut pandang ini,maka judul buku ini terlihat cenderung mengacu pada pandangan filosof yangpesimis pada dunia. Namun bukan itu yang dimaksud Abi Quraish sebagai nikmatdari kematian.


Buku ini justru cenderung mengacu pada pandangan filosof yang memuji dunia, namun tidak semata-mata memuji dunia sebab ada al-Quran sebagai pedoman hidupdi dunia. Para filosof yang memuji dunia menganggap bahwa hidup adalah "sekarang dan di sini". Al-Quranmenyampaikan adanya akhirat dan umat Islam beriman pada hari akhir.


Abi Quraish menyampaikan bagaimana pandangan Islam terhadap dunia dankehidupan duniawi dan tolok ukur kualitas hidup manusia. Kutipan lain dari bukuini yaitu "Allah menciptakanhidup/kehidupan untuk membangun dunia dan memakmurkannya". Manusia memilikipotensi untuk itu. Maka tolok ukur kualitas hidup manusia di dunia adalahseberapa besar/banyak potensi yang dimilikinya untuk membangun dunia danmemakmurkannya.


"sebaik-baik kamu adalah yang panjang usianya dan baik amalnya" (QS.Al-Mulk [67]). 

Berdasarkan kutipan ayat di atas, maka kita bisa melihat tokoh-tokohdisekitar kita yang menggunakan potensi yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya.Salah satu yang kita semua kenal yaitu almarhum Bapak BJ. Habibi, siapa puntahu seberapa baik beliau menggunakan potensi yang dimilikinya. Termasukpenulis buku ini, abi Quraish Shihab. Semoga kita pun menjadi sebaik-baikmakhluk.


Karena itu abi Quraish Shihab menekankan sebuah kutipan yang sering kaliterjadi di saat seseorang menghadapi masalah dunia,

"seseorang tidak diperkenankan memohon untuk diperpendek usianya ataudimatikan, apalagi membunuh diri".

Bukankah saat kematian menghampiri kita akan bertemu dengan Tuhan? Lalubagaimana kita bisa berhadapan dengan Tuhan, jika kita menyerah atas ujianbahkan bisa jadi nikmat yang diberikan dengan cara bunuh diri. 


Abi Quraish Shihab menyampaikan kematian adalah nikmat karena dengankematian seseorang kembali menemui Tuhannya. Kematian memberikan babak baru,berupa kehidupan yang abadi. Terlebih lagi jika selama di dunia seluruh potensitelah digunakan dengan sebaik-baiknya, tugas sebagai khalifah telah dijalankandengan maksimal, bukankah Tuhan menjadi satu-satunya tujuan akhir. Maka dariitu kematian adalah nikmat.


Buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh semua kalangan. Sebabsebaik-baik nasihat adalah kematian. Tidak hanya memahami hakikat kematian,tetapi juga hakikat hidup di dunia pun menjadi semakin jelas. Setelah membacabuku ini, semoga kita bisa meningkatkan kualitas diri, agar saat bertemu Tuhankelak, kita mampu mempertanggungjawabkan apa-apa yang telah kita lakukan didunia. Selamat membaca. Semoga bermanfaat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun