Pembaca Kompasiana, bagaimana Anda menjawab pertanyaan pada bagian judul? Apakah Anda akan memilih buku dengankategori komedi, politik, sejarah, filsafat, roman atau misteri? Kategori manayang paling besar persentasenya dalam hidup Anda? Atau campuran? Misteri roman?fantasi politik? Atau komedi filsafat?
Pembaca Kompasiana, apa pun profesi Andadan apa pun status Anda saat ini, semua kategori buku merupakan bagian darihidup. Satu hal yang harus diingat adalah Anda adalah tokoh utama dalam bukuyang Anda tulis. Bukan figuran.Â
Semenjak kita lahir kita sudah berfilsafat, yah berfilsafat yang paling sederhana. Bertanya siapa aku, orangseperti apa ibu dan ayah, kenapa saudara-saudaraku menyebalkan, bahkan munculpertanyaan apakah aku anak pungut? Tentu kategori filsafat berlangsung sepajangkehidupan manusia.Â
Kategori misteri lebih terasa padamasa-masa transisi kehidupan. Saat lulus sekolah, akan melanjutkan ke sekolahyang mana, jodohku siapa ya Tuhan, aku akan bekerja dimana, akankah aku punyaanak, akankah aku punya cucu, atau dengan cara bagaimana hidupku berakhir? No one knows!
Politik, tidak melulu soal partai,pilkada, pileg dan pilpres. Sadar atau tidak, hidup sudah berpolitik dengansendirinya. Berdasarkan definisinya, politik adalah menggunakan banyak carauntuk mencapai tujuan.Â
Hal yang paling sederhana misalnya, menikung pacarsahabat lalu menikahinya, bukankah disana sudah hadir sesuatu yang namanya "politik"?
Tentu politik di kehidupan yang rumit ini sangat dibutuhkan, sama halnya denganpara politisi di parlemen. Seringkali kita dihadapkan akan plitik hitam ataupolitik putih. Jadi, kisah hidupmu lebih banyak masuk politik yang mana?
Kategori roman tidak melulu tentangpacaran yang berakhir di pernikahan. Roman, bisa dibilang bagian paling penting.Bagaimana hubunganmu dengan tuhan, dengan orangtua, sahabat, gebetan, pasangan,rekan kerja, mertua, anak maupun cucu. Semua menjadi hangat dan mengharu birujika mengingat momen-momen terbaik yang dilalui dengan orang-orang tercinta.Â
Namun,hidup yang adil ini tidak hanya menghadirkan momen terbaik, juga menghadirkanmomen terburuk. Hal yang perlu menjadi pelajaran bagi pembaca buku adalahbagaimana momen terburuk itu dapat dilalui hingga kehidupan yang saat ini bisaterjadi. Yah, itu tugas pembaca buku.
Semua kita adalah tokoh sejarah atas hidupkita yang luar biasa. Semua kita adalah tokoh figuran atas kehidupan orang lainyang luar biasa. Akankah sejarah ini tercatat dengan apik atau berakhir menjadicerita dari mulut ke mulut.Â
Bukankah hidup ini benar-benar lucu? Lahirdan mati dengan orang-orang yang kita suka dan tidak kita suka. Hidup memaksauntuk terus bergerak. Komedi satire, tersisip dalam hidupku. Bagaimana dengan Kompasianers?Â
Salam hangat, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H