Skincare atau perawatan kulit khususnya wajah bagi sebagian orang merupakan kebutuhan wajib. Tuntutan yang semakin meningkat, terlebih karena maraknya penggunaan media sosial. Meskipun sudah banyak aplikasi yang membuat wajah menjadi mulus tapi skincare tetap menjadi harapan atas kefanaan aplikasi.
Tuntutan jepret-jepret ini juga membuat sebagian besar objeknya harus polas sana poles sini. Nah polas --poles ini yang membuat skincare menjadi kebutuhan wajib. Kata beauty vlogger, semakin banyak polas-poles akan semakin merusak kulit, makanya skincare semakin dibutuhkan. Bahkan sebagian beauty vlogger tidak melulu memoles wajahnya sebagaimana tutorial yang dilakukan ketika "keluar rumah".
Masalahnya, banyak masyarakat yang kurang menyaring perihal polas-poles dan skincare ini. Bagi yang sudah berpenghasilan dan umurnya layak karena tuntutan karir ya sah-sah saja.Â
Tapi ini anak-anak yang seragamnya masih putih-merah, putih-biru kok ya polas-polesnya melebihi dosen saya. Apa iya ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan keinginan untuk polas-poles, tapi saya fikir itu hanya subjektifivitas semata. Tapi masalah usia yang terlalu dini ini, ya sebagai bagian dari keluarga, baik ibu, ayah atau kakak mari kita beri perhatian lebih.
Perhatian yang artinya tidak hanya sekadar nyinyir "masih kecil kok polas-poles". Kita bisa berperan dalam meningkatkan rasa percaya diri seseorang dengan pujian atau dengan kata-kata yang positif. Tidak melulu kata "cantik" itu keluar setelah seseorang menyatu dengan polesannya. Bukankah kita seringkali sepakat bahwa cantik dari dalam lebih utama dibandingkan hanya cantik luar? Tentu cantik luar-dalam tetap nomor satu.
Dulu saya pernah dengar selentingan candaan bahwa perempuan itu paling cantik saat bangun tidur. Kini saya yakin itu benar adanya sebab sebelum tidur skincare yang digunakan seabrek-abrek. Mau tidur skincare, bangun tidur skincare, itu skincare rutin. Belum lagi skincare yang sekali seminggu atau skincare khusus untuk kemana dan ada agenda apa keesokan harinya atau skincare habis darimana.
Sebagaimana perempuan sulit dipahami, memahami kulit pun begitu, harus peka. Eits, tapi pengguna skincare tidak hanya perempuan saja loh. Semakin kesini lelaki metroseksual semakin dianggap lumrah, tidak senegatif yang dulu-dulu.
Intinya yang mau saya sampaikan adalah meningkatkan kepercayaan diri seseorang dengan cantik dari dalam itu penting. Kalau lelaki ya berwajah bersihlah. Selain si pengguna skincare itu akan memiliki persepsi bahwa skincarenya berhasil, setidaknya skincare yang dimiliki akan dihabiskan dulu sebelum beli lagi.Â
Ya kebanyakan yang saya tahu pengguna skincare ini sedikit tidak sabaran, maunya instan. Jadi belum habis satu produk sudah beralih ke produk lain. Alhasil tidak tahu produk mana yang kerjanya berhasil dan mana yang tidak.
Skincare yang digunakan pun sangat beragam. Mulai dari yang paling murah sampai yang paling mahal. Ya disinilah berlaku kalimat "cantik itu butuh modal". Skincare lokal sampai skincare impor. Semakin impor keyakinan berhasil semakin meningkat baik dari Korea sampai Eropa.