Mohon tunggu...
nur hanifah fauziyyah
nur hanifah fauziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

semangat terus

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apakah Pembelajaran Daring Efektif pada Masa Pandemi?

30 Juni 2021   12:45 Diperbarui: 30 Juni 2021   13:24 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada saat ini telah terjadi wabah yang sangat berbahaya serta dapat mematikan ratusan ribu hingga jutaan orang. Wabah tersebut dikenal dengan istilah COVID-19. COVID-19 merupakan jenis Corona Virus baru yang dilaporkan pertama kali tersebar di Wuhan, Tiongkok pada 31 Desember 2019. Kemudian, pada awal Januari 2020 Virus tersebut mulai menyebar di Negara lain hingga akhirnya tersebar ke seluruh dunia. Sampai saat ini korban yang telah meninggal akibat dari terinfeksi virus COVID-19 mencapai 3,93 juta orang. 

Akibat dari ganasnya penyebaran Covid yang terjadi, membuat World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk menghentikan kegiatan yang dapat berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Maka dari itu, pemerintah di berbagai negara mengeluarkan kebijakan untuk melakukan social distancing jika berada di tempat umum dan juga memberlakukan kebijakan lockdown yang dimana Masyarakat dihimbau untuk melakukan kegiatan dan aktifitas dari rumah saja atau Work From Home (WFO) dan keluar rumah jika ada kepentingan mendesak saja demi mengurangi frekuensi penyebaran virus COVID-19, karena virus tersebut sangat cepat penyebarannya. Namun, akibat dari kebijakan tersebut banyak sekali bidang/sektor yang mengalami kerugian serta menjadi terganggu. 

Dampaknya bukan hanya pada bidang kesehatan, ekonomi, politik, namun juga kegiatan serta aktifitas lainnya menjadi terganggu akibat dari virus tersebut. Sama hal nya yang dirasakan oleh dunia Pendidikan pada saat ini.  Akibat dari  COVID-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi No.1 Tahun 2020 mengeluarkan surat edaran mengenai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di dunia Pendidikan. Dengan menginstruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan belajar dari rumah masing-masing. Kemudian kebijakan ini pun dikenal dengan istilah pembelajaran daring. 

Di Indonesia sendiri, pembelajaran daring mulai diberlakukan sejak bulan Maret 2020 tahun lalu. Pembelajaran daring ini membuat sekolah maupun universitas merombak cara belajarnya agar dapat menyesuaikan dengan media atau platform yang tersedia. Untuk media yang dapat digunakan yaitu Laptop, Handphone dan Komputer sedangkan platform yang dimanfaatkan diantara nya ada google classroom, zoom, whatsapp group, E-Learning dan platform lainnya. Dengan adanya kebijakan ini, cukup membuat penyebaran covid mereda karena anak sekolah dan mahasiswa melakukan pembelajaran secara online. 

Namun, kebijakan ini juga membuat anak anak yang terbatas akan biaya untuk memenuhi kebutuhannya  menjadi sulit untuk mengikuti pembelajaran daring ini. Karena, lumayan memakan biaya untuk membeli laptop/hp/komputer, belum lagi untuk biaya kuota internet. Maka dari itu untuk anak yang berasal dari ekonomi menengah kebawah masih kesulitan untuk dapat mengikuti pembelajaran daring. Disamping itu masih banyak juga kendala yang harus dihadapi seperti, jaringan yang kurang memadai untuk mengikuti pembelajaran, keterbatasan media, dan juga fasilitas untuk belajar dan mengajar. 

Permasalahan yang sering terjadi biasanya karena kendala internet. Karena pada saat ini segala aktifitas dilakukan dari rumah saja pasti banyak sekali mahasiswa dan anak sekolah yang pulang ke kampung nya masing-masing. Biasanya jaringan di kampung cukup sulit untuk di dapatkan atau sering mengalami kendala jaringan, sehingga pada saat penyampaian materi oleh para guru/dosen mereka tidak dapat mencermati dengan baik. Selain itu, keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet. 

Pembelajaran daring cukup memakan banyak kuota, apalagi jika pembelajarannya dilakukan via G-Meet dan Zoom, yang dimana jika menggunakan platform video pasti lebih banyak memakan kuota darpada platform biasa yang tidak perlu menggunakan video call. Selain itu, kendala yang dapat terjadi pada saat pembelajaran daring yaitu berasal dari diri sendiri atau masing-masing individu. Seperti contohnya pada saat Zoom atau G-Meet yang dimana harusnya Murid/Mahasiswa on-cam, namun mereka malah off-cam dan sibuk melakukan aktifitas lain bukannya memerhatikan guru/dosen yang sedang menerangkan materi. Dan berakhir pada saat ujian, menyontek di google atau mencari jawaban di internet karena tidak memperhatikan guru/dosen pada saat menerangkan materi. 

Disamping dari banyaknya kekurangan pembelajaran daring, banyak pula pihak yang setuju akan diberlakukannya metode ini. Karena, metode ini dianggap yang paling efektif daripada metode lainnya untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Yang dimana, anak-anak serta mahasiswa tidak perlu ke sekolah ataupun ke kampus untuk mengikuti pembelajaran, tapi cukup di rumah saja mereka sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 

Selain itu, pembelajaran daring juga dianggap sebagai inovatif baru dalam dunia pendidikan. Dengan adanya metode ini, para pelajar dapat membentuk jiwa kemandirian untuk belajar, juga mendorong interaksi antar sesama seperti diskusi serta dapat aktif dalam menyampaikan pendapatnya atau bertanya mengenai materi yang sedang diterangkan.

Sebenarnya, berhasil atau tidaknya dan efektif atau tidak efektif proses pembelajaran daring ini bukan hanya dilihat dari satu sisi teknis saja tetapi juga harus dilihat dari karakteristik masing masing individu yang mengikuti prosesnya. Bagaimana mereka mengikutinya dengan baik atau tidaknya itu kembali ke diri masing-masing. Maka dari itu, harapnya untuk semua pihak yang terlibat di dalamnya agar mengikutinya dengan aktif dan tetap kondusif serta tetap mematuhi protokol kesehatan, mengingat jumlah kasus COVID-19 yang makin melunjak tiap harinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun