Sekarang ini banyak aplikasi yang telah berkembang pesat di dunia. Banyaknya aplikasi tersebut maka melahirkan banyak content creator. Penjelasan mengenai content creator sudah saya singgung pada artikel sebelumnya yang berjudul 'Siapapun Berpotensi Menjadi Content Creator'. Yang intinya secara sederhana content creator dapat diartikan sebagai orang yang membuat konten kemudian konten tersebut disebarkan ke platform yang telah tersedia.
Pada artikel kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai konten apa yang sudah pernah saya buat dan kekurangan yang harus saya perbaiki. Perkenalkan nama saya Nur Halimah Anggraeni mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 4 berkuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta.Â
Banyaknya content creator yang hadir di berbagai sosial media kali ini muncul salah satunya disebabkan oleh adanya pandemi covid-19 karena banyak orang yang merasa bosan di rumah. Tidak ada kegiatan yang membuat mereka produktif, banyak orang yang menghabiskan waktu di rumah hanya untuk rebahan. Saya merupakan salah satu dari kebanyakan orang tersebut, lebih menghabiskan waktu sehari-hari dengan rebahan. Jadwal harian saya secara garis besar yaitu malam tidur jam 12 kadang lebih, bangun pagi jam 7 kalau ada kuliah pagi setelah kuliah tidur lagi sampai jam 12 atau jam 1 siang, kemudian ngegame atau scroll tiktok, malam nonton drakor atau mengerjakan tugas jika ada. Dapat berubah sewaktu-waktu jika ada yang ajak main.
Melakukan kegiatan sehari-hari seperti jadwal harian tersebut pasti akan merasakan bosan, jadi banyak orang yang mengalihkan rasa bosan mereka dengan menuangkan kreatifitas dan juga ide ke dalam bentuk video, gambar, tulisan maupun suara.Â
Pengalaman menjadi content creator yang pernah saya lakukan kurang lebih selama setengah tahun belakangan ini yaitu pada platform TikTok. Pada platform tersebut disuguhkan dengan banyak konten berupa video singkat mengenai berbagai hal, ada yang berisi tentang sejarah dunia, sejarah Indonesia, ada juga mengenai info lowongan pekerjaan, ada juga yang berbagi pengalaman hidup mereka, seperti pengalaman ke pantai, pengalaman mendaki gunung, pengalaman ke museum dan sebagainya, ada juga yang mencari sensasi dengan cara adu kekayaan, adu kelicikan dan sebagainya.Â
Setiap content creator biasanya memiliki ciri khas masing-masing di setiap postingannya, di aplikasi TikTok juga begitu, content creator yang memiliki ciri khas pasti lebih banyak digemari contohnya Una, dia banyak dikenal karena mempunyai ciri khas muka yang imut, dan sering memakai Hoodie. Berbicara mengenai ciri khas, saya masih bingung memutuskan ciri khas yang ingin saya miliki, konten yang saya upload di platform TikTok hanya ikut apa yang sedang trending. Semisal yang sedang banyak lewat fyp di TikTok memamerkan foto bias, jadi saya ikut memamerkan foto bias saya atau memamerkan foto bersama pasangan, jadi saya juga ikut membuat foto bersama pasangan saya.Â
Biasanya saya mengedit video untuk saya upload ke TikTok menggunakan aplikasi CapCut atau VN, tetapi kalau edit foto biasanya menggunakan aplikasi Lightroom atau PicsArt. Menurut saya mengedit menggunakan aplikasi CapCut cukup mudah untuk pemula, lagipun banyak tutorial mengenai bagaimana cara menggunakan aplikasi tersebut di YouTube. Jadi sebagai pemula akan dipermudah dengan menonton tutorial menggunakan aplikasi tersebut.
Sebagai content creator seharusnya mempunyai tugas untuk memikirkan ide, mengumpulkan data, membuat konsep yang bagus, dan juga melakukan riset jika dibutuhkan agar menghasilkan konten yang bernilai dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Menjadi content creator yang baik tidaklah mudah, kita harus konsisten dengan apa yang sudah kita mulai. Jika kita ingin menjadi content creator yang sukses dan tidak hanya sekedar mencari sensasi maka kita harus rajin membaca, karena kita membutuhkan banyak referensi agar kita mudah untuk berkreasi, kita juga harus disiplin, meningkatkan keterampilan, dan yang paling penting adalah konsisten.
Banyak kekurangan yang perlu saya perbaiki dalam membuat konten, karena saya hanya mengikuti apa yang sedang trending di TikTok saja, jadi kurang berkembang karena saya masih takut kalau nanti ada karya yang mirip dan dikira saya memplagiat karya tersebut, atau ada kalimat ataupun kata-kata yang kurang berkenan. Saya masih harus banyak membaca buku atau web-web yang bagus untuk dijadikan referensi. Kekurangan lainnya juga ada di bagian editing, karena saya masih termasuk pemula di dunia editing, jadi keterampilan saya saat mengedit juga masih kurang. Saya masih harus banyak menonton tutorial dan juga tentunya masih harus banyak praktek untuk mengedit.
Banyaknya content creator yang ada di TikTok dengan berbagai macam ciri khas dan berbagai pendapat menimbulkan konflik. Terkadang juga ada salah penulisan tetapi maksud yang diinginkan sama memunculkan adanya protes. Ada juga content creator yang dibully karena kekayaan yang dipamerkan ada juga yang dihujat karena wajahnya yang terlalu imut.Â
Beberapa faktor tersebut yang membuat saya massih takut jika harus konsisten menunjukan wajah atau keseharian saya, yang memiliki wajah imut saja banyak dihujat, apalagi saya yang hanya mempunyai wajah pas pasan, banyak bekas jerawat dan banyak kurangnya. Tidak percaya diri juga salah satu yang mempengaruhi saya dalam berkonten. Karena yang banyak disukai oleh para penikmat konten biasanya yang good looking atau yang memiliki ciri khas kuat. Untuk planning kedepannya yang ingin saya lakukan yaitu membuat konten TikTok yang lebih bermanfaat, mungkin bercerita pengalaman atau berbagi tutorial yang bermanfaat.Â