Untuk mengatasi hal tersebut, maka peneliti mencari cara untuk meningkatkan prestasi siswa di kelas VIIE E. Strategi pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan metode mind mapping. Penelitian ini dilakukan dalam 1 tahap prasiklus dan 2 tahap siklus.
Hasil perolehan nilai pengetahuan Siklus 1, rata-rata nilai pengetahuan 70, dengan capaian KKM hanya 14 siswa dari total 32 siswa, masih jauh dari memuaskan. Di Siklus 2 hasil nilai rata-ratanya meningkat menjadi 78, dengan capaian KKM 26 siswa.
Penggunaan metode mind mapping sangat efektif meningkatkan hasil belajar PPKn Kelas VIII E pada materi “Memahami Kedudukan dan Fungsi Pancasila” melalui Metode Mind Mapping Di SMP N 1 Kretek.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan presentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan (72) yaitu rata-ratanya 70 Siklus 1, menjadi rata-ratanya 78 pada Siklus 2.
Kata kunci: hasil belajar, Pancasila dan Kewarganegaraan, mind mapping.
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses komunikasi yang melibatkan antara guru dan siswa yang diwujudkan dalam suatu kegiatan. Kegiatan ini dilakukan melalui penyampaian pesan ataupun tukar menukar informasi antara guru dan siswa. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mentransfer ilmu agar siswa paham terhadap materi Memahami Kedudukan dan Fungsi Pancasila di Indonesia guna mewujudkan tujuan pendidikan Indonesia.
Menurut Amirin (2015:1) menjelaskan bahwa pendidikan atau kegiatan mendidik adalah sebuah kegiatan untuk mengembangkan segala kemampuan dasar jasmani dan rohani.Selain itu, pendidikan berupaya untuk mengembangkan mutu pendidikan dan martabat kehidupan bangsa sehingga segala sesuatu masalah yang berkaitan dengan pendidikan bisa teratasi.
Pendidikan yang bagus adalah pendidikan yang dapat membentuk karakter siswa yang buruk menjadi baik dan mampu mengembangkan potensi peserta didik. Dalam mengembangkan potensi peserta didik khusunya hasil belajar siswa diperlukan dalam pembelajaran. Secara umum, pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Suardi, 2018: 7).
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa pembelajaran disekolah pada umumnya masih menggunakan metode-metode dalam mentransfer ilmu-ilmu yang dilakukan guru terhadap peserta didik. Berdasarkan observasi, yang dilakuakan peneliti di SMP N 1 Kretek masih menggunakan metode ceramah.
Pemilihan metode ceramah karena banyak guru-guru di SMP N 1 Kretek sudah mau pensiun. Padahal pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah itu sangat monoton dan membosankan. Pembelajaran dengan metode ceramah merupakan suatu metode pembelajaran, yang siswanya hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru sedangkan tidak semua siswa dapat menerima pelajaran hanya dengan mendengarkan guru.