Mohon tunggu...
Nurhakim Yuanfabell
Nurhakim Yuanfabell Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa FKM Unair

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Penerapan Kesehatan Masyarakat di Indonesia

11 September 2024   10:58 Diperbarui: 11 September 2024   11:01 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Winslow, Kesehatan Masyarakat adalah sebuah ilmu dan seni  yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, serta meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Sedangkan menurut WHO (World Health Organization), Kesehatan Masyarakat adalah upaya pengorganisasian dan mobilisasi sumber daya untuk mencegah penyakit. CDC Foundation juga berpendapat bahwa Kesehatan Masyarakat berkaitan dengan perlindungan kesehatan seluruh populasi, baik itu lingkungan setempat, negara, atau wilayah di dunia.

Dalam penggabungannya, Kesehatan Masyarakat juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perlindungan dan peningkatan kesehatan masyarakat dan komunitasnya. Upaya-upaya yang dilakukan dalam bidang kesehatan masyarakat, seperti mempromosikan gaya hidup sehat, meneliti pencegahan penyakit dan cedera, serta mendeteksi, mencegah, dan menanggapi, penyakit menular.

Kesehatan Masyarakat di Indonesia pertama kali diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda. Ini terjadi ketika pada waktu itu terjadi wabah kolera dan cacar di Hindia (sekarang Indonesia). Pemerintah Belanda melakukan upaya -- upaya untuk mengatasi masalah ini dengan menerapkan ilmu di bidang Kesehatan Masyarakat. Ilmu Kesehatan Masyarakat juga diterapkan oleh Gubernur Jenderal Daendels pada tahun 1807. Daendels menggunakan Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk mengadakan pelatihan praktik persalinan bagi dukun bayi guna menekan tingginya angka kematian bayi pada waktu itu. Sekolah -- sekolah kedokteran juga mulai berdiri di Indonesia pada pertengahan abad ke-19. Sekolah -- sekolah kedokteran ini mempunyai peran besar dalam melahirkan tenaga -- tenaga kesehatan masyarakat. 

Selain sekolah Kedokteran yang berdiri di Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Jogja, Surabaya, Pemerintah Belanda juga mendirikan laboratorium. Didirikannya Laboratorium bukan tanpa alasan. Laboratorium -- laboratorium itu digunakan sebagai pusat penelitian dalam pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, dan cacar.

Pada tahun 1910, muncul sebuah penyakit menular yang bernama penyakit PES atau Sampar. Penyakit ini dibawa oleh tikus -- tikus yang ditubuhnya terdapat pinjal. Surabaya adalah yang pertama kali terkena, kemudian merambat ke wilayah sekitar seperti Malang, Kediri, Madiun, dll. Penyakit ini tentu saja sangat membuat kewalahan pemerintah pada saat itu, apalagi angka kematian semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Seorang ahli yang bernama dr John Lee Hydrich berpendapat bahwa hal ini disebabkan buruknya kondisi sanitasi lingkungan. Hydrich memulai upaya kesehatan masyarakat dengan pendidikan penyuluhan kesehatan. Usaha Hydrich dianggap sebagai awal kesehatan masyarakat di Indonesia dan Hydrich dianggap sebagai pelopor Kesehatan Masyarakat di Indonesia.

Setelah kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1951, perkembangan Kesehatan Masyarakat menjadi tonggak penting dalam perkembangan di bidang Kesehatan. Perkembangan ini ditandai dengan lahirnya Bandung Plan, yaitu upaya pencegahan penyakit kepada masyarakat dan lembaga kesehatan. Bandung Plan diprakarsai oleh dr Y Leimena dan dr Patah. Proyek Bekasi adalah hasil dari upaya ini. Hasil dari upaya ini digunakan sebagai contoh pelayanan, pelatihan, serta pengelolaan program Kesehatan Masyarakat.

Pada tahun 1967, para ahli kesehatan di seluruh Indonesia mengadakan seminar pertama STOVIA. Seminar ini membahas tentang program kesehatan masyarakat terpadu. Pada akhirnya, seminar ini melahirkan gagasan konsep pusat kesehatan masyarakat sebagai upaya program kesehatan terpadu di seluruh Indonesia. Gagasan ini pun diresmikan pada tahun 1968 menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat atau PUSKESMAS.
Kesimpulan dari Essay di atas adalah Kesehatan Masyarakat adalah tonggak utama dalam pencegahan penayakit di masyarakat. Tanpa adanya Kesehatan Masyarakat, maka hidup sehat tidak akan terlaksana dan penyakit akan dengan mudah menyebar dan menginfeksi masyarakat luas.
KATA KUNCI: Kesehatan, Masyarakat, Penyakit, Sehat

DAFTAR PUSTAKA
Grant, Roy. 2012. A Bridge Between Public Health and Primary Care.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3478090/ [online]. Diakses tanggal 3 September 2024.
Ningsih, Widya Lestari. 2022. Sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia.
https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/13/180000079/sejarah-kesehatan-masyarakat-di-indonesia [online]. Diakses tanggal 3 September 2024
Misrohatun. 2024. Apakah Penyakit Pes Masih Ada di Indonesia?.
https://www.idntimes.com/health/medical/misrohatun/penyakit-pes [online]. Diakses tanggal 3 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun