Literasi digital menurut Paul Gilster (2007, dalam Harjono) merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi yang didapatkan dari berbagai sumber. Common Sense Media (2009, dalam Harjono) berpendapat bahwa literasi digital itu mencakup adanya tiga kemampuan yang berupa kompetensi pemanfaatan teknologi, memaknai dan memahami konten digital serta menilai kredibilitasnya, meneliti dan mengkomunikasikan dengan alat yang tepat. Dapat disimpulkan bawa literasi digital merupakan kemampuan mengelola teknologi untuk dijadikan sumber informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi digital sering dikaitkan dengan generasi milenial. Saat mendengarkan generasi milenial, kita langsung terbesit pada orang-oarang yang dihidup saat teknologi sedang berkembang pesat. Mereka adalah orang-oarang yang mulai beradabtasi dengan kecanggihan teknologi saat ini. Milenial atau sering disebut generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga 2000-an. Salah satu ciri generasi Y yaitu sering berkomunikasi menggunakan media dan teknologi digital.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Sangat disayangkan apabila perkembangan dan kemajuan teknologi internet ini hanya digunakan untuk sekadar update status atau juga saling menimpali komentar atau foto dan video yang diunggah ke Youtube atau Instagram. "Seharusnya, kemajuan teknologi internet dapat lebih digali dan dimanfaatkan lebih dalam lagi agar nantinya Indonesia tidak hanya menjadi pengekor dari penemuan-penemuan luar dan dapat juga bersaing dengan negara lainnya," ujar Sembiring selaku menteri Kemekominfo Indonesia pada tahun 2009-2014.
Generasi milenial tidak saja erat dengan kondisi kecanggihan teknologi saat ini. Kaum milenial juga dituntut untuk berpikir kreative sebagai generasi penerus bangsa yang beradab dan cerdas. Di era abad 21 ini terdapat banyak sekali platform yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengasah kreativitas generasi milenial. Dua diantaranya adalah Youtube dan Instagram. Youtube sebagai salah satu platform video terbesar di dunia dan Instagram sebagai platform berbagi gambar dan video singkat yang sangat digemari oleh generasi milenial saat ini.
Youtube pertama kali didaftarkan secara administrasi pada tanggal 14 Februari 2005 bertepatan dengan hari Valentine. Youtube didirikan oleh  Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim.4 Berdasarkan Databoks, platform berbagi video ini memiliki 2,56 miliar pengguna hingga Januari 2022. Merujuk pada data Global Media Insight Indonesia memiliki 127 juta pengguna Youtube hingga Januari 2022. Jumlah itu menjadi yang terbesar ketiga di dunia setelah India sebanyak 467 juta dan Amerika Serikat sebanyak 240 juta pengguna. Youtube telah menjadi salah satu platform media sosial yang terkenal di berbagai kalangan masyarakat.
Kanal-kanal youtube yang terus menjamur di tengah-tengah masyarakat. Kanal-kanal youtube tersebut juga menyajikan berbagai konten menarik untuk menjadi sumber informasi di kalangan masyarakat. Mulai dari hiburan anak-anak, edukasi berbagai pelajaran, kegiatan sosial, ekonomi, berita, kecantikan, makanan dan minimal, dan lain sebagainya. Tak jarang juga kita temukan konten yang berisi informasi tentang gadget, tutorial menggunakan aplikasi edit gambar dan video, podcast tentang perjalanan hidup dan sangat banyak jenis konten yang terdapat di youtube.
Selain sebagai platform berbagi video, Youtube juga menjadi platform yang dapat menghasilkan uang bagi pengguna yang mengunggah video dan memenuhi beberapa persyaratan dari pihak Youtube.
Saat ini terdapat banyak generasi milenial yang mulai aktif mengunggah video di Youtube. Seperti Ria Ricis dengan konten-konten keseharian, Helo Bagas dengan konten self help, Alshad Ahmad dengan konten kesehariannya bersama hewan, Panji Petualang dengan konten edukasi hewannya dan masih banyak lagi generasi milenial yang aktif di Youtube.
Melalui Youtube, generasi milenial dapat mengasah kreatifitas dengan berbagai skill dan kemampuan yang dimiliki. Khususnya dalam hal menentukan isi konten, proses pembuatan video, dan editing video agar menarik pengguna lainnya untuk menonton video.
Beralih ke platform Instagram. Media sosial yang lahir dari sebuah perusahaan bernama Burbn, Inc. berdiri pada 6 Oktober 2010. Perusahaan ini didirikan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger yang saat ini menjadi CEO dari Instagram.
Platform yang berfokus untuk berbagi foto dan video ini sangat digandrungi di kalangan milenial. Berdasarkan data laporan Napoleon Cat menunjukkan 91,01 juta pengguna Instagram di Indonesia pada Oktober 2021. Tercatat, mayoritas pengguna Instagram di Indonesia adalah dari kelompok usia 18-24 tahun, yakni sebanyak 33,90 juta. Kelompok usia 25-34 tahun menjadi pengguna Instagram kedua di Tanah Air sejumlah 32.2%. Kemudian, kelompok usia 13-17 tahun sebanyak 12.2%. Di kelompok usia 35-44 tahun berjumlah 11.5%. Sementara, pengguna Instagram dari kelompok usia 45-54 tahun sebanyak 4.3%.