Mohon tunggu...
Nur Hafni
Nur Hafni Mohon Tunggu... Guru - Long Life Learning.

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Orangtua Teladan bagi Anak

15 Februari 2022   07:00 Diperbarui: 15 Februari 2022   07:48 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Melihat anak tumbuh ceria, bahagia, pintar, dan kuat adalah keinginan dari semua orang tua.

Orang tua merupakan orang pertama yang ditemui sang anak saat dia terlahir ke dunia. Anak akan belajar banyak hal dari orang tua. Hal ini termasuk meniru berbagai sikap, karakter dan aktivitas yang dilakukan oleh orang tua.

Memiliki seorang anak bagi para orang tua adalah sebuah anugerah dan amanah dari Tuhan yang harus kita jaga, kita rawat, dan tentunya memberikan segala kebutuhan yang diperlukannya. Baik kebutuhan sandang, pangan, pendidikan, dan finansial.

Salah satu kebutuhan anak dalam melewati fase tumbuh kembangnya adalah kebutuhan terhadap role model yang dia miliki. Role model atau teladan hidup yang akan dijadikan panutan bagi seorang anak.

Menghadapi lini masa kehidupan yang terus maju kedepan, setiap anak sangat membutuhkan seseorang sebagai teladan, panutan, dan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan seseorang terhadap role model sangat berpengaruh terhadap sikap, karakter, dan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada masalah ini orang tua memiliki peran penting sebagai seorang teladan bagi sang anak. Tentunya teladan yang ingin kita berikan merupakan contoh dalam hal positif. Karena orang tua ingin agar anaknya tumbuh hebat dan bermanfaat bagi keluarga, agama, dan bangsa.

Ada 3 tips sederhana yang dapat kita lakukan untuk dapat menjadi teladan bagi ananda.

  1. Be open minded. Berpikiran terbuka saat menghadapi sang anak dan menanggapi berbagai sikap dalam tumbuh kembangnya sehari-hari. Memarahi anak atas kesalahan yang dia lakukan bukanlah hal yang tepat. Bisa saja sang anak melakukan kesalahan tersebut karena tidak sengaja atau dia belum tau mana yang benar.
  2. Berikan contoh yang baik. Sebagaimana pepatah mengatakan "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya". Begitu juga dengan anak dan orang tua. Anak akan meniru berbagai sikap, karakter dan perilaku orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Cara orang tua makan. Cara orang tua bersikap saat ada temannya. Sikap orang tua saat anaknya melakukan kesalahan. Semua itu akan dicontoh oleh sang anak dan dia akan kembali menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Peduli dengan keadaan anak. Pahami keadaan anak. Jadilah pendengar yang baik untuk anak. Seringkali kita orang tua sangat egois hanya karena kita ingin anak kita sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ingin anak bisa juara olimpiade. Ingin anak juara kelas. Menuntut anak untuk bisa ini itu. Tanpa kita mau tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh anak. Mari kita semua peduli, memahami, dan mau mendengarkan anak adalah salah satu hal baik yang kita lakukan untuk kebaikan anak-anak kedepannya.

Nah. Sekarang yuk kita praktikan. Satu hal yang perlu kita ingat bahwa anak kita hari ini adalah cerminan dari diri kita sendiri. Mereka adalah generasi penerus saat kita sudah tiada nanti. Sebagai salah seorang teladan bagi anak dan memberikan bekal kehidupan adalah hal pertama yang merupakan tugas dan tanggung jawab kita para orang tua. Terakhir selalu berdoa dan meminta pertolongan Allah.

Stay save and stay health semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun