Air merupakan komponen utama kehidupan..!! tentu saja semua orang tau hal ini, akan tetapi sekedar tau ternyata tidak serta merta membuat orang-orang menjadi lebih peduli pada sumber air itu sendiri, karena faktanya jarang sekali saya temui sungai yang "normal". Saya benar-benar heran dan prihatin dengan kondisi ini, di Kota Bandung tempat saya tinggal sekarang hanya satu kali saya sempat melihat sungai yang kondisinya lumayan : Cikapundung. Namun saat ini ternyata kondisinya sama saja, berkali-kali dibersihkan berkali-kali pula kembali kotor dan penuh sampah. Banyak laporan yang mengatakan bahwa salah satu faktor utama penyebab banjir adalah meluapnya air sungai. Mengapa hal ini bisa terjadi?sekali lagi saya yakin, saya dan anda sama-sama tau jawabannya. yaa..aliran sungai terganggu karena tumpukan sampah yang akhirnya membuat sungai tersebut meluap.
Di kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta, pembangunan terus dilakukan sepanjang tahun untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Yang membuat saya tidak habis pikir adalah, pesatnya pembangunan sudah barang tentu akan membuat daerah resapan air berkurang dan hal tersebut berpotensi menyebabkan banjir, lalu mengapa masyarakat seolah memperbesar kemungkinan potensi banjir itu terjadi dengan membuang sampah ke sungai. Selain itu mengenai tata kota, faktanya saat ini pinggiran sungai di kota-kota besar telah menjadi tempat bermukim penduduk dengan arah rumah membelakangi sungai tersebut. Keadaan yang seperti ini membuat masyarakat akan sangat leluasa untuk membuang sampah ke sungai karena letaknya berada di belakang dan sampah yang dibuang itu tidak akan menjadi masalah (bagi mereka) karena tidak mengganggu pemandangan. Kenapa kita tidak mencontoh negara Belanda misalnya, kanal-kanal yang ada di negara tersebut dijadikan sebagai bagian depan rumah sehingga mereka akan selalu menjaga keasrian halamannya. Kapan Indonesia bisa maju kalau masih banyak komponen substansial di dalamnya masih yang harus diperbaiki.
Selain sampah, air sungai menjadi kotor dan tercemar karena buangan limbah domestik dan pabrik-pabrik. Limbah cair dari sisa pewarna tekstil dibuang begitu saja ke sungai dalam jumlah besar tanpa ada usaha pengelolaan. senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam limbah tersebut menjadi racun bagi organisme yang hidup di sepanjang sungai, baik tumbuhan maupun hewan dan apabila masuk ke dalam rantai makanan maka tidak menutup kemungkinan toksin yang ada dalamnya ikut terkonsumsi oleh manusia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan mungkin kematian. siapa yang harus disalahkan atas ini semua??
Bagi orang-orang yang masih memiliki kepedulian untuk merubah atau sedikitnya memperbaiki salah satu masalah di negara kita yaitu sampah, kita bisa mulai dari diri sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan. Saya yakin sekarang ini tempat sampah banyak bertebaran dimana-mana, jadi tidak alasan lagi untuk membuang sampah sembarangan. Lebih keren lagi kalau kita bisa menyempatkan diri setiap minggu nya untuk bersama-sama membersihkan aliran sungai dari tumpukan sampah, tak perlu khawatir dengan rasa lelah karena hal itu bisa kita minimalisir dengan minum kratingdaeng. Tak perlu memperdulikan pakaian kita mungkin kotor karena terkena cipratan lumpur, tak perlu memperdulikan waktu kita yang mungkin tersita karena itu semua untuk Indonesia, untuk kesejahteraan Bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H