Dan McCartney dengan ingatan kuat pada detilnya, mampu mengisahkan dengan apik, lagu demi lagu yang dia terlibat dalam produksinya.
Pria sepuh ini, legenda tamvan pada masanya, menempatkan kawan main bandnya, dalam kenangan yang jernih. Sepertinya, meski orang Inggris, dia paham betul falsafah mikul duwur, mendem jero.
Sebagai penikmat, soal mikul duwur mendem jero ini akhirnya harus diteladani. Lepas soal masa lalu, ketika Yoko Ono datang dan memisahkan Lennon dari kawan-kawannya, mengingat yang baik dan memendam yang buruk masih lebih nikmat. Senikmat musik mereka, yang tersaji sampai hari ini.
Produksi terbaru ini juga membuktikan, McCartney adalah seorang jenius. Suaranya masih mantap dan gerak tubuhnya begitu musikal.
Ya, sejumlah orang jenius bekerja di NASA, IBM, atau Ford. Empat orang jenius memilih main band. Enam puluh tahun lalu di Liverpool. Kita beruntung ada yang tersisa, dan bisa mendongeng tentang mereka..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H