Mohon tunggu...
Nur Habibah
Nur Habibah Mohon Tunggu... Guru - Mencoba mulai menularkan literasi dalam kegiatan sehari-hari menulis

seorang pendidik dari dua orang anak

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Telah Larut

25 Juli 2024   23:00 Diperbarui: 25 Juli 2024   23:03 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam telah larut dalam pelukan gelap,
Bintang-bintang bersinar lembut, lembayung kabut,
Di bawah selimut malam, rahasia tertutup rapat,
Hening dan tenang, dunia seolah terhenti sejenak.

Rembulan memancarkan sinar lembut,
Menerangi malam yang dingin dan penuh rindu,
Di bawah langit yang penuh harapan,
Kita merenung, membiarkan mimpi-mimpi bertautan.

Waktu berputar dalam irama yang lembut,
Menyusuri lorong malam yang syahdu dan membiru,
Dalam kesunyian, setiap detik terasa panjang,
Malam yang larut, mengundang pikiran untuk berkelana.

Di dalam gelap, cahaya kecil menjadi teman,
Menemani langkah hati yang teraba,
Di malam yang larut, kita mendengar bisikan,
Kisah dan doa yang terucap dalam jiwa.

Saat malam larut, keheningan mendalam,
Menjadi cermin untuk refleksi dan harapan,
Mengungkap rahasia yang terpendam dalam kalam,
Di bawah selimut malam yang penuh keindahan.

Malam telah larut, namun harapan tak padam,
Dalam ketenangan, kita mencari jawaban,
Dan di ujung malam, sebelum fajar menyapa,
Kita memulai perjalanan baru dengan jiwa yang penuh asa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun